PT KAI-BPN Serahkan Ganti Rugi Lahan Rel Bandara Rp 17 M
Pencairan Tahap ke-7
TANGERANG,SNOL PT KAI bersama BPN Kota Tangerang membayarkan ganti kerugian pembebasan lahan proyek rel kereta bandara Soekarno-Hatta. Di tahap ke-tujuh ini, ada 23 bidang yang dibayarkan dengan luas 3.495 meter. Total ganti yang dibayarkan senilai 17,2 miliar.
Kepala BPN Kota Tangerang Himsar mengatakan, 23 bidang yang dibayarkan terdiri dari 3 kelurahan yakni Batusari, Karangsari dan Tanah Tinggi. Maka yang sudah dibayarkan dari tahap I sampai VII ini ada 143 bidang dengan luas 122.956 meter atau 34,35 persen. Nilai ganti kerugiannya mencapai 577 miliar lebih atau 37 persen.
“Kita berharap pembebasan lahan untuk rel kereta Bandara ini segera selesai. Meskipun ada yang proses persidangan kasasi di Mahkamah Agung, ada 5 warga yang sebelumnya ikut menggugat sudah mengajukan pembayaran,” kata Himsar, disela-sela penyerahan uang ganti rugi lahan rel kereta api bandara di kantor BPN Kota Tangerang di kawasan Cikokol, Rabu (11/11/2015).
Menurut Himsar, warga Kelurahan Poris Plawad yang mengajukan gugatan perdata terkait besaran ganti rugi pembebasan lahan Kereta Api (KA) Bandara. Warga meminta besaran ganti rugi lahan senilai Rp 20 juta per meter. Dia menegaskan sebagian besar warga bukannya menolak pembangunan jalur KA Bandara.
“Mereka hanya tidak sepakat dengan nilai ganti rugi yang sudah ditetapkan bersama dengan tim pembebasan lahan. Besarannya kan berbeda-beda tergantung dari status unsur fisik dan non fisik tanah,” ungkapnya.
Kepala Daerah Operasi 1 Jakarta PT KAI, Apriyono mengatakan saat ini pihaknya baru menguasai 33,28 persen lahan dari total 815 bidang tanah yang harus dibebaskan. Menurutnya, ada beberapa kendala yang di-hadapi seperti bukti atas hak tanah dan bangunan masih menjadi jaminan di bank, pemilik bidang belum dapat hadir karena sedang di luar kota dan masih adanya verifikasi atas bukti kepemilikan asli pemilik bidang dan lainnya.
“Yang menjadi kendala juga masih adanya ketidaksepakatan harga tanah yang ditentukan tim apraisal tanah dengan keinginan warga,” jelasnya.
Apriyono juga menambahkan, total aset yang sudah dikuasai oleh PT. KAI, termasuk lahan milik PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta adalah sekitar Rp 560 miliar.
“Jumlah itu baru 35,7 persen dari nilai ganti kerugian secara keseluruhan. Rinciannya sekitar Rp 145 miliar dari milik masyarakat, dan sekitar Rp 414 miliar milik PT Angkasa Pura II, “ ucapnya.
Dirut PT Railink, Heru Kuswanto menambahkan lahan bandara yang sudah dikerjasamakan pihaknya mulai membangun pra sarana stasiun dan rel kereta bandara. Kemudian relnya mulai dipasang karena materinya sudah tersedia sejak lama.
“Kalau lahan yang dibebaskan warga belum ada pembangunan, kita harus tunggu semua selesai. Nantinya pembangunan rel akan dilakukan dua arah. Kita melakukan pemesanan kereta rel listrik yang akan digunakan di sana nanti,” ujarnya.
Menurut Heru, pemesanan kereta bandara sendiri berasal dari Swedia, sebanyak 10 train set. Dia menyebutkan, satu train set nanti terdiri dari enam gerbong, tapi bisa extend sampai 10 gerbong tergantung perkembangan pasar. “Kita berharap pembebasan lahannya juga cepat selesai agar kita segera membangun. Adanya gugatan warga jelas mempengaruhi, tapi kalau sudah selesai kita siap untuk membangun,” pungkasnya. (uis/gatot/satelitnews)