Memberi Manfaat kepada Klien
«Petrus Eka Margo, Direktur PT Sterling Tulus Cemerlang (STEM)»
Bagaimana mendapatkan proyek atau uang dari klien bukanlah semata-mata tujuan dalam menjalankan bisnis. Yang mesti lebih dikedepankan adalah bagaimana memberikan manfaat kepada klien, sehingga kerjasama bukan hanya bisa terjalin tetapi bertahan dan semakin berkembang.
Petrus Eka Margo, Direktur PT Sterling Tulus Cemerlang (STEM) membangun bisnis perusahaannya bersama empat kawannya pada tahun 2007 lalu. Dia meninggalkan perusahaan tempatnya bekerja selama 17 tahun demi membangun usaha bersama agar bisa mewujudkan idealismenya.
“Kita bisa mengubah sebuah sistem jika kita berada sebagai top leader. Maka dengan membangun perusahaan sendiri kita bisa mewujudkan idealisme yang kita yakini,”ujar pria kelahiran Bangka 42 tahun lalu itu.
Petrus menuturkan salah satu contoh kecil benturan idealisme itu adalah jam kerja. Sebagai perusahaan besar, perusahaan tempatnya bekerja memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) yang sangat ketat termasuk dalam jam kerja yang harus datang mulai jam 8.30 WIB dan pulang 17.30 WIB. Padahal bagi dirinya yang bekerja di bidang IT (Information technology) itu tidak bisa diterima karena akan sangat membatasi kerja dan kreatifitasnya.
“Kami ingin memberikan pemahaman bahwa orang bekerja bukan karena jam kerja tapi orang bekerja atas tanggungjawabnya. Seseorang harus tahu terlebih dahulu kenapa dia bekerja, kenapa dia melakukan pekerjaannya. Sehingga dengan tahu hal seperti itu tahu apa tanggungjawabnya sehingga akhirnya kualitas hasil kerja akan berubah,”jelas pria lulusan Jurusan Programer Universitas Budi Luhur kepada Satelit News kemarin.
Walau demikian, Petrus mengaku usahanya membangun perusahaan ternyata bukanlah perkara mudah. Dia harus menyamakan visi misi terlebih dahulu dengan kelima orang yang menjadi rekan bisnisnya. Menurut Petrus, persamaan visi misi penting untuk menghindari konflik di kemudian hari.
“Ternyata membangun tim itu tidak segampang itu. Gimana menyatukan visi. Bukan sekedar punya uang lalu ayo bangun perusahaan,”ujar bapak dua orang putri dan 1 putra ini.
Selain masalah waktu kerja, idealime yang coba dibangun bersama rekan-rekannya adalah mengutamakan kepuasan customer. Dia member pemahaman kepada timnya untuk bekerja bukan sekadar demi mendapatkan proyek atau uang. Tetapi, dia ingin kliennya merasakan manfaat dari perusahaannya. Menurut Petrus, jika customer sudah merasa mendapatkan value dengan perusahaannya maka kerjasama yang terbangun menjadi lebih langgeng. “Jika klien kita mendapatkan value dan puas dengan apa yang kita berikan, maka nilainya akan terasa lebih, senengnya lebih, bangganya lebih. Jadi bukan hanya seberapa besar kita mendapatkan bayaran,” ujar warga Taman Patuha BSD, Kota Tangerang Selatan ini.
Petrus mengaku, dalam menjalankan bisnisnya kendala yang sering kali adalah human resource (sumberdaya manusia). Kesulitan tersebut dihadapi mulai dari proses rekruitmen membentuk visi dan misi. “Kalau dari sisi teknikal tidak masalah karena semua orang bisa belajar. Namun agar rekan-rekan yang baru bisa memiliki visi dan misi yang sama dengan kita, itu yang sulit,” jelas Petrus.
Petrus bersama rekannya membangun perusahan dengan mencari karyawan yang tak sebatas mengerjakan apa yang diperintahkan. Tetapi karyawan tersebut harus tanggungjawab sebagai bagian dari perusahaan.
“Kami tidak ingin ada salah seorang dari tim kami yang berpikir hanya sebagai seorang follower yang mengikuti apa kemauan perusahaan. Mereka harus memiliki tanggungjawab dan merasa sebagai bagian dari perusahaan,” ujarnya.
Menurut Petrus walaupun kini terjadi perlambatan ekonomi, namun perusahaannya yang menyediakan berbagai software teknologi informasi memiliki prospek sangat luas. Justru saat ini bisa dimanfaatkan sebagai momen untuk menjaring klien sebanyak-banyaknya sehingga saat ekonomi mulai menguat kerjasama bisa langsung terjalin. “Saat ini pengusaha bukannya tidak mau berinvestasi, mereka hanya lebih berhati-hati agar langkahnya tidak menjadi mubazir,” jelasnya.
Sedangkan saat ditanya bagaimana cara dirinya dan rekannya mendapatkan ide untuk mengembangkan usahanya. Petrus mengaku dirinya bersyukur hingga saat timnya belum pernah merasa terhambat ide-idenya. Semua ide-ide tersebut terus mengalir berkat komunikasi antar tim bahkan dengan klien.
“Bisnis kami berkembang berkat networking, maka kami harus bisa menjalin kerjasama karena usaha kami tidak bisa dikerjakan oleh sendiri saja,” pungkasnya.
Luncurkan Aplikasi Kasir Gratis Bagi UMKM
BAGI sebagai besar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seringkali menganggap teknologi informasi sebagai sesuatu yang mewah dan rumit. Padahal dengan bisa memanfaatkan teknologi dengan baik maka UMKM tersebut bisa tumbuh menjadi lebih baik lagi.
Adanya gap (kesenjangan) pemahaman tentang IT di kalangan UMKM tersebut membuat Petrus bersama timnya di PT Sterling Tulus Cemerlang (STEM), ingin berbuat sesuatu yang bisa bermanfaat. Dirinya berusaha membangun sebuah software gratis yang bisa digunakan UMKM dan seluruh masyarakat Indonesia dalam mengembangkan usahanya.
“Dengan software yang kami namakan I Reap, kami berharap bisa membantu banyak orang khususnya yang bergerak di bidang retail. Kami berharap bisa membuat sesuatu yang kecil bisa tumbuh dan terus berkembang dengan apa yang kami bisa lakukan,” jelas Petrus.
Menurut Petrus, I Reap merupakan aplikasi seperti kasir. Aplikasi yang dibuat sebagai bentuk CSR perushaan ini memiliki kelebihan dalam hal inventori, sehingga dengan I Reap, pengusaha UMKM bisa mencatat stok barang, melihat keuntungan dan membuat laporan yang bisa diberikan bagi orang-orang berkepentingan dalam bentuk email.
Petrus mengaku sejak diluncurkan November 2014 lalu hingga saat ini telah ada 7.600 UMKM yang telah memanfaatkan aplikasi yang dibuatnya, “Target kami aplikasi yang kami buat ini bisa di download oleh satu juta UMKM,” ujar Petrus. (hendra/gatot/satelitnews)