Juara Lari Banten Tewas Terbakar

CIPUTAT TIMUR,SNOL—Malang betul nasib Doni Kusuma (11). Anak pemulung yang juga atlet maraton itu tewas terbakar di dalam rumah semi permanennya, di Jalan H Gadung 2 RT 02/15 Kelurahan Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel, Selasa (6/10) dini hari.Kebakaran yang menewaskan Doni berlangsung sangat cepat. Kobaran api dengan cepat menghanguskan bangunan gubuk yang berukuran tak lebih dari 5×6 meter itu. Ketika peristiwa terjadi, ada 7 orang di rumah tersebut yakni Doni dan enam saudaranya. Mereka sedang tertidur pulas ketika si jago merah tiba-tiba menjilat seisi rumah. Enam saudara Doni berhasil diselamatkan. Tapi korban yang masih bersekolah di bangku madrasah ibtidaiyah tersebut tak selamat.

Diketahui, kedua orangtua korban tidak berada di lokasi ketika si jago merah mengamuk. Kebakaran baru berhasil dijinakkan satu jam setelah dua unit mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) Tangsel di bawah komando Danru Davis diterjunkan ke lokasi.

Saat dievakuasi, jasad Doni sudah gosong tak dikenali. Jilatan si jago merah membakar seluruh tubuh remaja siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurunnajah 1 Kelurahan Pondok Ranji.

“Gubuk itu milik ayahnya, Haim (60). Saat kejadian, penghuni gubuk sedang tertidur,” ujar Slamet, tetangga korban.

“Setelah api berhasil dipadamkan, tubuh Doni yang terjebak dalam kebakaran sudah gosong,”imbuhnya. Kemudian, Petugas Polsek Ciputat yang datang ke lokasi langsung mengevakuasi jenazah korban ke RS Fatmawati Jakarta Selatan.

Kepergian Doni meninggalkan luka mendalam bagi keluarga maupun teman-temannya. Sebab semasa hidup, korban dikenal sebagai siswa berprestasi yang berhasil mengharumkan nama Tangsel di cabang Marathon tingkat Provinsi Banten.

“Meski keadaan keluarga yang serba kurang, tapi tidak berpengaruh pada prestasinya di sekolah atau di tingkat provinsi,” ujar tokoh masyarakat setempat, Gugus Joko Waskito. Doni tercatat sebagai siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurunnajah 1, Kelurahan Pondok Ranji.

Dia adalah juara satu lari marathon tingkat madrasah Ibtidaiyah se Provinsi Banten. “Dia itu anak yang baik, rajin, dan berprestasi. Dia juga rajin ke mesjid sepulang dari sekolah,” ujar Joko lagi.

Saat kejadian, kata Joko, orangtua Doni tengah berjibaku mencari uang tambahan untuk membayar biaya ulangan (ujian) sekolah Doni. “Kan sekarang lagi ulangan. Jadi orangtuanya sibuk cari uang tambahan untuk membayar biaya ulangan naknya sekolah,” ujar Joko lagi.

Sementara, pascakebakaran yang melanda, keluarga Haim kini terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya. Kasus kebakaran itu kini dalam penanganan petugas Polsek Ciputat.

Dimakamkan di Malam Hari

Setelah dibawa ke RS Fatmawati Jakarta Sleatan, jasad Doni dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranji, Selasa (6/10) malam sekira pukul 19.30 wib. Prosesi pemakaman Doni dipimpin ulama setempat.

Kedua orang tua Doni, Suknam dan Satih terus menerus menangis. Sang ayah, Suknam, tak mampu menyaksikan jenazah anaknya dimasukkan ke liang lahat. Ketika sang anak diturunkan ke liang lahat, Suknam terlihat sangat trauma dan bertingkah seperti orang kesurupan. Para tetangga selanjutnya membawa Suknam ke rumahnya yang tak jauh dari tempat pemakaman umum.

Sementara Satih, ibuk Doni, tak berhenti menangis di rumah kerabatnya. Dia dan anak-anaknya yang lain tak menghadiri pemakaman karena tak sanggup menahan kesedihan. Kepada wartawan, Satih hanya mampu mengucapkan satu kalimat. “Doni anaknya baik hati mas,”ujarnya sembari menangis. (pramita/nunung/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.