Kabupaten Serang Terendah Terendah Serap Raskin
CILEGON,SNOL Bulog Sub Divre Serang hingga bulan September 2015 ini telah mendistribusikan sebanyak 10.173.900 kilogram dari total pagu satu tahun 15.762.240 kilogram beras raskin atau baru 86,06 persen. Sepuluh juta kilogram lebih didistribusikan ke tiga wilayah kabupaten kota di Provinsi Banten seperti Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
Kepala Seksi Pelayanan Publik Bulog Sub Divre Serang, Haerullah mengatakan, Kabupaten Serang menjadi daerah terendah dalam menyerap beras raskin. Berdasarkan data dari Bulog Sub Divre Serang, Kabupaten Serang baru menyerap raskin 6.511.020 atau 81,25 persen dari pagu 10.685.340 kilogram. Kabupaten Serang sendiri tercatat memiliki 59.363 Rumah Tangga Sasaran (RTS).
Sedagnkan Kota Serang, sampai sembilan bulan ini serapannya sudah mencapai 93.74 persen, dari pagu 3.081.780 kg, dan sisanya hanya 144,795 kg. Sementara Kota Cilegon telah menyerap 100 persen beras raskin. “Yang paling bagus serapannya adalah Kota Cilegon yakni 100 persen, dari pagu 1.995.120 kg, untuk kurun waktu sembilan bulan itu terserap semua, dan ada tinggal sisa 498.780 kg untuk tiga bulan nanti,” kata Haerullah, Kamis (24/9).
Meski Kabupaten Serang terendah menyerap raskin namun jika dibandingkan tahun kemarin mengalami peningkatan. Begitu juga untuk Kota Serang. Dimana untuk tahun 2014 lalu sisa raskin yang terserap itu hanya 2 persen, dan diharapkan tahun ini bisa mencapai 100 persen.
“Khususnya untuk Kab Serang, ada beberpa kelurahan terkadang mengambil raskin itu tidak rutin setiap bulan, tapi ada yang digabungkan nanti ngambilnya per tiga bulan. Makanya, kami juga serba salah kalau ada komplen dari penerima raskin jika berasnya apek, ya itu karena serapannya yang telat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu juga, Haerul mengatakan stok beras raskin di gudang bulog aman hingga enam bulan ke depan meskipun saat ini tengah dilanda musim kemarau panjang. “Stok beras aman hingga enam bulan kedepan, meskipun saat ini tengah dilanda musim kemarau berkepanjangan dampak dari El Nino,” ungkapnya.
Sedangkan, ancaman puso disebabkan kekeringan memang akan membuat produksi gabah dan beras di tingkat petani menjadi menurun. Kondisi itupun akan memicu naiknya harga gabah dan beras di tingkat petani. Meskipun demikian, ia tetap optimis bisa memenuhi target penyerapan beras.
Ketika datang musim kemarau, ditambah lagi adanya dampak El Nino yang membuat musim kemarau lebih lama, maka Bulog mensiasatinya dengan cara siapkan ketahanan pangan. Hal itu dilakukan saat musim panen raya, dan sekarang juga disebagian daerah ada panen raya meskipun tidak banyak. “Jadi tugas Bulog itu, selain menyalurkan beras Raskin ke tiga wilayah, ,kami juga selalu menyiapkan ketahanan pangan,” katanya. (mg30/mardiana/jarkasih)