Cabai Busuk & Telur Reyak Disukai

CIKUPA,SNOL Tingginya harga sayuran, khususnya cabai merah keriting dipasaran membuat sejumlah warga beralih membeli cabe busuk. Hal itu dikarenakan cabai tersebut relatif lebih murah dibandingkan cabai merah keriting yang maish segar.

Salah satu konsumen cabai, Arya mengaku terpaksa membeli cabe merah keriting busuk lantaran tak kuasa membeli cabai dengan kualitas bagus. Hal ini memang aneh, karena biasanya ia selalu membeli cabai yang masih segar untuk membuat sambal. Menurut wanita pemilik rumah makan ini, membeli cabai dengan kondisi layu ini jauh lebih murah yakni Rp15.000 per kg dibandingkan dengan yang masih segar dengan harga Rp35.000 per kg.

 “Lebih murah aja harganya dibandingkan harga cabai yang bagus. Kalau udah jadi sambal mah pedes-pedes juga. Tapi enggak bisa semua langsung dibuat sambal. Dipilah dan dimasak dulu. Ini karena cabai sangat mahal,” ucap Arya kepada Satelit News di Pasar Desa Cikupa, Kamis (26/8).

Seorang pedagang cabai di Pasar Cikupa, Ranta menjelaskan, saat ini konsumen kurang memedulikan kualitas bumbu masak apakah dalam kondisi segar, layu atau busuk sekalipun. Menurutnya, dalam situasi harga cabai segar yang mahal, maka cabai busuk mulai menjadi primadona.

“Dalam sehari saya mampu menjual 8 kg cabai busuk dengan harga perkilonya hanya Rp15000. Kalau cabai segar perkilonya itu Rp 35.000. Namun, busuk disini bukan berarti cabainya benar-benar busuk ya, tapi sisa cabe yang enggak laku terjual. Kami sortir lagi, habis itu dijemur supaya enggak semakin jelek. Lebih laku cabai yang begini dibandingkan cabai yang segar, karena harganya yang lebih murah,” jelas pria asal Cilacap ini.

Pria yang sudah 7 tahun berdagang cabai di Pasar Cikupa ini mengaku, cabai-cabai yang kondisinya segar tidak akan mampu bertahan lama di tengah kondisi cuaca yang ekstrim, seperti musim kemarau ini. Hal ini menyebabkan cabai cepat layu. “Kondisi cabai tergantung bagaimana cuacanya. Kalau musim panas cepet kering dan layu. Kalau musim hujan lebih tahan karena menyerap airnya lebih banyak,” terang Ranta.

Tak hanya memburu cabai yang berkualitas buruk, masyarakat juga kini mulai memburu telur yang sudah retak atau kualitas yang jelek. Telur-telur tersebut dihargai Rp1000 per butir, sedangkan untuk telur dengan kualitas baik dihargai Rp22.000 per kg. “Bukan telur busuk tapi telur yang retak. Biasanya kalau kita beli telur per kotak enggak semua bagus ada yang retak juga,” tutur pedagang telur Samlani.

Menangapi kondisi ini, Kasi Bina Pasar dan Distribusi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang, Mohammad Iqbal menjelaskan, warga mulai beralih karena harga komoditas barang-barang kebutuhan rumah tangga mengalami lonjakan. Kendati demikian, ia menghimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli sayuran yang kualitasnya di bawah standar.

  “Sementara ini belum bisa melakukan tindakan kepada pedagang-pedagang yang nakal atau nekat berbuat curang. Tindakan bisa diambil kalau sudah ada keluhan dari masyarakat,” pungkasnya. (mujeeb/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.