Omset Pedagang Bakso Tangerang Merosot 50%

CIKUPA,SNOL Sejak ramainya pemberitaan tentang bakso daging babi beberapa waktu lalu, sejumlah pedagang bakso di wilayah  Tangerang terus mengalami kerugian. Bahkan omset mereka merosot hingga mencapai 50 persen.
Ketua Asosiasi Pedangan Mie Ayam dan Bakso (Apmiso) Banten, Narto mengatakan, dari informasi pihaknya, saat ini para pengusaha dan pedagang bakso di wilayah Kabupaten Tangerang masih merasakan dampaknya, omsetnya terus merosot.
“Biasanya sehari pengusaha bakso bisa membuat hingga 100 Kg daging sapi untuk bahan bakso, namun sekarang tidak lebih dari 50 kg per hari. Jika ini terus berlanjut bukan tidak mungkin bisa bangkrut,” kata Narto yang juga pengusaha pembuat bakso di Pasar Cikupa kepada wartawan, Minggu, (6/1).
Senada, Asep (24) salah seorang pedagang bakso keliling di wilayah Tigaraksa mengaku, biasanya dalam sehari ia bisa menjual bakso hingga 50 mangkok, sekarang untuk menjual 30 mangkok saja, kata Asep, sangat sulit. Padahal sebelumnya pelanggannya tergolong banyak, terutama di komplek-komplek perumahan. “Saya terpaksa berjualan hingga larut malam, dan itu pun dagangan saya tetap tidak habis,” keluh Asep sedih.
Terpisah, di wilayah Tigaraksa menurut Kapolsek Tigaraksa, Kompol Afroni Sugiarto, kasus penipuan daging bakso juga pernah terjadi di wilayah hukumnya. “Tapi bukan daging babi, melainkan daging tikus. Saat ini kasusnya sudah kami limpahkan ke Kejaksaan. Tinggal menunggu persidangan saja,” tandasnya beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang, KH Moh Uweis Nawawi mengatakan, pihaknya menyoroti dua kasus yang sempat meresahkan masyarakat, yakni label halal di sepatu kicker yang ternyata mengandung kulit babi dan bakso daging babi. Namun  khusus sepatu kicker berdasarkan hasil koordinasi MUI Kabupaten Tangerang dan pusat, label halalnya palsu. “Kami minta distributor atau produsen sepatu terkait segera menarik sepatu dengan kulit babi, itu haram. MUI tidak pernah mengeluarkan label halal untuk sepatu itu,” katanya.
Ia juga menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam memilih barang atau makanan meski sudah berlabel halal. “Karena bisa saja dipalsukan. Ini jelas merugikan konsumen kita. Termasuk pemerintah harus memperketat pengawasan makanan, apalagi sampai ada insiden bakso daging babi,” pungkasnya. (aditya/hendra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.