Perusahaan Mulai Kurangi Produksi
TANGERANG, SNOL—Melemahnya kondisi perekonomian di Indonesia dikhawatirkan oleh pekerja dapat mempengaruhi perusahaan untuk menghentikan operasinya. Sebab hal itu sudah terjadi di beberapa daerah. Ketua Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI) Kota Tangerang Riden Hatam Aziz mengatakan, kondisi ekonomi yang terjadi di Indonesia menurutnya belum sampai mempengaruhi perusahaan untuk menghentikan operasinya maupun berdampak kepada pengurangan tenaga kerja. Namun demikian, yang terjadi saat ini sudah menunjukkan indikasi ke arah tersebut. Terbukti dengan adanya pengurangan jumlah produksi dan pengurangan shift bekerja dari biasanya. “Polanya sudah mengarah dengan produksi saat ini dikurangi dan shift dari yang biasa tiga saat ini hanya ada dua shift,”ujar Riden, kemarin.
Ketua Apindo Kota Tangerang Gatot Purwanto mengatakan, kondisi ekonomi saat ini belum menyebabkan perusahaan di Kota Tangerang gulung tikar. Akan tetapi diakuinya ada beberapa yang mengurangi jumlah produksinya. Hal itu belum berdampak untuk pengurangan tenaga kerja. “Belum ada laporan ke kami terkait PHK pekerja dikarenakan kondisi ekonomi,”ujar Gatot.
Sebelumnya diberitakan bahwa Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, dunia usaha sangat khawatir atas perkembangan perekonomian nasional saat ini. Sebab, melemahnya kurs Rupiah misalnya, semakin membuat dunia usaha tertekan.
Jika tidak diantisipasi, pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran bisa terjadi secara nasional. “Daya beli turun, ditambah Rupiah melemah membuat keuntungan perusahan makin tipis,” ujarnya.
Hal ini, lanjut Hariyadi, sangat berdampak buruk terhadap upaya memulihkan kondisi perekonominan nasional. Sebab perekonomian Indonesia sangat tergantung dari kinerja dunia usaha.
Sektor industri tercatat tidak mampu tumbuh dengan baik di semester pertama tahun ini. “Saya sudah ketemu Ketua Apindo Kalimantan. Kata dia di sana puluhan perusahaan tambang tutup,” tuturnya.
Dia mengakui sejumlah sektor industri seperti tekstil, alas kaki, perhotelan, semen, pertambangan serta migas (minyak dan gas) telah melakukan PHK untuk mengurangi beban perusahaan. Apindo meminta agar para pengusaha tetap memberikan hak pesangon kepada para karyawan yang di-PHK sesuai dengan aturan Undang-Undang yang berlaku. Di samping itu, pemerintah diminta untuk segera mengatasi masalah ini.
“Kalau kondisi ini dibiarkan terus, bukannya bonus demografi yang kita dapat, tetapi malah bencana demografi. Mungkin akan timbul gejolak sosial dan tingkat kriminalitas tinggi,” katanya. (mg28/jpnn/made)