Krisis Air Datang di Hari Merdeka

TANGERANG,SNOL—Krisis air bersih kembali melanda, tepat di hari peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70, Senin (17/8). Sungai Cisadane yang menjadi tumpuan bahan baku pengolahan air bersih di Tangerang mengering hingga menampakkan lumpur retak di dasarnya. Kendati demikian, kemeriahan perayaan hari merdeka di tengah masyarakat tetap terasa meriah.Kekeringan yang melanda sungai nampaknya menjadi yang terburuk sepanjang sejarah. Sungai yang mempunyai panjang dari hulu hingga ke hilir mencapai 125 kilometer itu terlihat hingga dasarnya. Tampak jelas lumpur yang sudah retak di dalam sungai tersebut.

Selain faktor kemarau, kekeringan sungai Cisadane yang membuat tiga wilayah di Tangerang krisis air itu disebabkan oleh proses perbaikan Bendungan Pasar Baru atau Pintu Air 10 yang masih dalam proses perbaikan. Kepala Bidang Sumber Daya Alam pada Dinas Bina Marga Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni mengungkapkan sungai Cisadane mengalami penyusutan karena salah satu pintu air di Bendungan Pasar Baru sengaja dibuka. Pembukaan pintu air dilakukan sebagai bagian dari usaha memperbaiki pintu ke-6 yang rusak.

“Pintu air sengaja dibuka karena tekanan airnya masih kencang sehingga menganggu proses perbaikan. Setelah pintu dibuka, sungainya menjadi kering. Kemudian balong pintu ke-6 yang rusak diangkat. Selanjutnya, pintu air ditutup kembali,” kata Taufik, Senin (17/8). Meski balong pintu yang rusak berhasil diangkat tapi perbaikan belum selesai dilakukan. Balai Besar Sungai Cisadane menargetkan renovasi pintu air 10 selesai dalam paling lambat Rabu (17/8). Hingga kemarin, proses perbaikan baru mencapai 64,25 persen.

“Setelah mengeringkan sungai hari Minggu, rencananya masih ada satu kali lagi pengeringan. Yakni untuk mengangkat balong kedua di pintu ke-6. Pengeringan kedua dilakukan besok pagi (hari ini-red),”ujar Taufik.

Pantauan Satelit News, Sungai Cisadane yang surut membuat pompa penyedotan air baku milik PDAM TB dan perusahaan air minum swasta Aetra tidak bisa berfungsi. Akibatnya sebanyak 27.000 lebih pelanggan PDAM Tirta Benteng, 49.500 lebih pelanggan Aetra dan 100.000 ribu lebih pelanggan PDAM Tirta Kerta Raharja tidak mendapatkan suplai air bersih sepanjang Senin (17/8).

Sebenarnya, air sungai Cisadane sempat normal pada hari Jumat (14/8) karena adanya kiriman air dari Bogor. Namun hingga Minggu (16/8) malam, air baku di sungai cisadane berangsur surut karena pintu air yang masih bocor. Distribusi air kepada pelanggan PDAM Tirta Benteng, Tirta Kerta Raharja dan Aetra kembali terganggu.

Head of Corporate Communication Aetra Tangerang, Ira Indirayuni mengatakan, pada hari Sabtu 15 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB PT Aetra Air Tangerang telah beroperasi menyalurkan air bersih kepada pelanggan dengan kapasitas sebesar 620 liter/detik. Malam harinya sekira pukul 19.00 WIB kapasitas bertambah menjadi 630 liter/detik.

“Tetapi pada Minggu 16 Agustus 2015 pukul 17.00 WIB instalasi pengolahan tidak lagi dapat melakukan kegiatan produksi akibat ketiadaan air baku. Sungai Cisadane mengalami penurunan ketinggian muka air secara signifikan hingga suplai air baku ke bangunan intake tidak lagi dapat diperoleh,”kata Ira.

Dia mengungkapkan, pada hari Senin 17 Agustus 2015 pukul 12.00 WIB hingga pukul 19.00 wib, instalasi Pengolahan Air PT Aetra Air Tangerang masih belum dapat melakukan kegiatan produksi. Sebagai upaya untuk kembali mendapatkan air baku, Aetra sedang dalam proses pemasangan pompa tambahan dengan kapasitas 250 liter per detik yang akan mengambil air langsung dari tengah Sungai Cisadane, dimana air yang masih tersisa terkumpul pada lokasi tersebut.

“Kami terus mengirimkan mobil tangki air dan menempatkan tandon air di daerah pemukiman pelanggan untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih sementara pelayanan terhenti. Kami telah menginformasikan info gangguan pelayanan ini kepada pelanggan melalui SMS blast,” tuturnya.

Kasi Hubungan Langganan PDAM Tirta Benteng, Edi mengatakan, produksi air milik PDAM Tirta Benteng berhenti sejak Minggu malam karena air baku cisadane yang terus menyusut. Akhirnya perusahaan plat merah milik Kota Tangerang itu menyetop produksi air.

“Pompa sempat mati karena airnya surut sampai dasar sungai, makanya sempat mati. Untuk melayani pelanggan dan masyarakat Kota Tangerang, PDAM mengoperasikan intalasi pengolahan yang ada di Banjar Wijaya menggunakan air baku dari Sungai Cipondoh,” jelasnya.

Direktur Teknik PDAM Tirta Kerta Raharja, Ida Farida menuturkan, intalasi pengolahan di Babakan, Jalan Kisamaun tidak bisa memproduksi karena air sungai cisadane yang surut. Dia berharap debit air kembali naik agar perusahaan daerah milik Kabupaten Tangerang bisa normal kembali.

“Untuk yang IPAL Cikokol juga sempat tidak produksi. Kita masih tunggu perkembangannya,” ujarnya.

 Perayaan Hari Kemerdekaan Berlangsung Meriah

Krisis air bersih tak menghalangi warga Tangerang merayakan hari kemerdekaan Negara Indonesia ke-70. Pemerintah Kota Tangerang mengisi hari merdeka dengan serangkaian kegiatan mulai fun bike, gerak jalan sehat, renungan suci dan upacara pengibaran sang saka merah putih.

Persiapan peringatan 17 Agustus di Kota Tangerang sudah dilakukan sejak dua Minggu yang lalu. Pemerintah Kota Tangerang mulai menyiapkan atribut untuk menghias sepanjang jalan dengan memasang umbul-umbul. Pemkot juga mengimbau warganya memasang bendera merah putih di masing-masing rumah.

Sementara beragam kegiatan sukses digelar dengan melibatkan ribuan masyarakat. Seperti antusiasme warga mengikuti fun bike atau sepeda santai bareng mengelilingi rute sejauh 5 kilometer. Kegiatan ini mengambil start dan finish di Kantor Pusat Pemerintahan (Puspem) Kota Tangerang.

Sukses menggelar fun bike, masyarakat kembali disuguhkan dengan gerak jalan sehat pada Minggu (16/8). Kegiatan ini juga tak kalah hebohnya karena melibatkan seluruh elemen masyarakan dan telah disediakan doorprize menarik.

Tepat dihari kemerdekaan, perayaan HUT Ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia terpusat di Lapangan Ahmad Yani, Kota Tangerang, Senin Pagi (17/8). Upacara kali ini juga terasa berbeda dan semakin meriah dengan hadirnya sajian drama kolosal perjuangan Mayor Daan Mogot dan pasukannya dalam Pertempuran Lengkong.

Belum lagi banyaknya perlombaan yang digelar oleh warga. Pantauan Satelit News disetiap sudut-sudut perkampungan peringatan yang dikenal dengan tujuh belasan ini sangat meriah. Mulai dari lomba balap karung, joget balon, makan kerupuk, tarik tambang hingga panjat pinang.

Saat upacara hari proklamasi, Walikota Tangerang, Arief R. Wismansyah yang bertindak selaku Inspektur sempat menyinggung bencana kekeringan yang melanda tiga wilayah di Tangerang. Menurut dia, musim kemarau yang terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia juga turut berdampak pada Kota Tangerang.

Dengan berkurangnya debit Sungai Cisadane turut berdampak pada kurangnya pasokan untuk PDAM selaku penyedia layanan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Tangerang. Maka sangat dibutuhkan kerjasama membantu masyarakat yang tengah kesulitan mendapatkan pasokan air.

“Kalau ada tetangganya yang kurang air, ayo dibantu dan silakan informasikan karena kami juga telah sediakan 19 mobil tangki air yang siap berkeliling untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut,” kata Arief, Senin (17/8). Walikota juga menuturkan kemerdekaan akan semakin bermakna jika diisi pembangunan dengan kerja keras disertai karya nyata yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia.

“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa bahu-membahu dan bekerja keras serta cerdas dalam membangun kota ini sehingga kota yang semakin layak dan nyaman dapat kita rasakan bersama di masa yang akan datang,”ungkapnya.

Perayaan lebih sederhana dilakukan Pemkab Tangerang. Sadar ada ratusan ribu penduduknya mengalami krisis air, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memilih merayakan kemerdekaan dengan mengirimkan 48 mobil tangki ke pemukiman warga. Zaki Iskandar menjelaskan sebanyak 48 truk itu dikirimkan ke 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang sebagai bentuk keprihatinan pemerintah kepada masyarakat. Dia ingin agar di hari kemerdekaan, masyarakat bisa tetap merasakan kegembiraannya dengan mendapatkan air bersih.

“Iya hari ini kami kirimkan 48 truk air bersih untuk masyarakat yang mengalami kekeringan. Kami kirimkan bantuan selama musibah kekeringan berlangsung di Kabupaten Tangerang, agar masyarakat tetap mendapatkan air bersih. Sebetulnya bantuan ini sudah berlangsung sejak Juli lalu, tapi karena ini momen kemerdekaan jadi kami khususkan pemberian bantuannya,” tuturnya kepada Satelit News, Senin (17/8).

Menurut Zaki, Bantuan ini diberikan lantaran sungai Cisadane benar-benar mengalami kekeringan. Sehingga tidak ada air yang bisa diambil oleh PDAM untuk didistribusikan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang.

“Hari ini sungai Cisadane benar-benar dikeringkan. Kerusakan yang terjadi di pintu nomor 6 berdampak pada tidak ada lagi air yang bisa diambil. Makanya hari ini secara khusus kami berikan bantuan kepada masyarakat,” tegas suami Yuli Iskandar.

Dirut PDAM Rusdy Machmud mengucapkan permohonan maafnya kepada seluruh masyarakat yang menggunakan jasa PDAM lantaran selama musim kemarau berlangsung tak mampu mendistribusikan air bersih. Hal ini disebabkan banyaknya kendala yang dialami oleh pihaknya, salah satunya adalah jebolnya pintu air di sungai Cisadane. Kendati demikian, pihaknya terus berupaya mengirimkan bantuan truk tangki air bersih ke sejumlah pelanggan PDAM.

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak Bina Marga dan Sumber Daya Air untuk segera dilakukan perbaikan di pintu air, sehingga bisa dengan cepat terselesaikan. Informasinya pada tanggal 20 Agustus mendatang baru selesai perbaikannya dan mudah-mudahan seperti itu,”tegasnya seusai menghadiri pelepasan mobil bantuan air bersih. (uis/mujeeb/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.