DAS Cisadane Longsor, Warga Was-was

KARAWACI, SNOL—Masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane di RT 04/05, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Karawaci sejak dua hari belakangan dilanda cemas. Hal ini menyusul terjadinya longsor yang di bibir sungai.      Berdasarkan pengakuan saksi mata, longsor sudah terjadi sejak Rabu (12/8) sampai Kamis (13/8) pagi. Bahkan, kerasnya suara longsor terdengar hingga ke seberang kampung, yakni tepatnya di Kali Pasir, Kecamatan Tangerang.

“Tiba-tiba saja terdengar suara bergemuruh, saya kira apa, ternyata ada longsor dari seberang. Yang di sana yang ada pohon-pohonnya kemarin longsornya (Rabu) siang pukul 13.00 WIB, yang ada rumah putihnya sore harinya sekitar pukul 17.00 WIB,” ujar Yunus ( 57) menunjukkan lokasi longsor kepada Satelit News, Kamis pagi.

      Pria juga penjual bendera itu juga mengatakan, segera setelah terjadinya longsor, dirinya melihat para penghuni rumah mengeluarkan barang-barangnya. “Mungkin mereka mengungsi, kalau mau jelasnya kayaknya abang mendingan langsung ke lokasi” ujar Yunus memberi saran. Sementara ketika koran ini tiba di salah satu lokasi, ternyata longsor susulan juga baru saja terjadi. Sebuah pemancingan milik warga yang tepat berada di pinggir sungai terlihat ambrol.

      Tidak jauh dari tempat pemancingan, longsoran lain juga menimpa sebuah lokasi yang ditumbuhi pohon kelapa. “Ini juga barusan,” terang warga sekitar Ahmad Nurjaman (45). Pohon kelapa yang semula tumbuh sejejer dengan lahan warga, sekarang ‘berpindah’ di dasar sungai. Sedangkan rumah putih yang dimaksud sebelumnya oleh Yunus adalah milik Rodiah. Rodiah sendiri saat wartawan tiba di tempat kejadian tengah dikabarkan mencari kontrakan yang lokasinya lebih aman dari rumah yang kini dia tinggali. Lokasi Rodiah sendiri terlihat dalam posisi begitu kritis. Beruntung tidak ada korban dalam kejadian tersebut.

Lokasi longsor sudah menyentuh pondasi rumah Rodiah dan hanya menyisakan sedikit lahan di depan pintu. Sehingga praktis, rumah tersebut sangat tidak bisa ditinggali.

      Selain Rodiah, hampir semua tetangganya juga bersiap pindah. Setidaknya, ada dua rumah yang berhimpitan dengan rumah milik Rodiah. Salah satunya adalah milik Sarifah (51). Perempuan setengah baya ini juga mengaku bersiap pindah mencari tempat tinggal yang lebih baik. “Iya ini sudah dikeluarin semua barangnya, siap-siap nyari kontrakan,” katanya. Hal itu saja membuatnya sedih, sebab dia sudah puluhan tahun tinggal di sana.

      Terlebih, tanah yang di depan rumahnya juga sudah mulai terlihat retak-retak dengan lebar retakan tidak kurang seukuran jari orang dewasa dan kedalaman sekitar 2-3 cm. “Warga juga mulai mangkasin pohon, takutnya beban tanah keberatan dan ambrol kayak yang pohon kelapa tersebut,” terangnya.

      Lurah Sukajadi Purnomo mengaku sudah mendapat laporan terkait kejadian tersebut. “Sudah RT juga sudah melaporkan, dan kita juga sudah laporkan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) maupun Dinas Bina Marga Sumber Daya Air, dan juga katanya dinas sudah melakukan survei ke sana,” terang Purnomo saat ditemui di kantornya kemarin.

Dia menambahkan, lokasi yang terkena longsor sebetulnya adalah lahan milik pemerintah sehingga warga seharusnya tidak boleh menempati daerah tersebut.

      Namun begitu, lantaran lokasi tersebut sudah lama ditempati warga, sehingga tidak gampang buat pihaknya meminta warga pergi dari sana. “Rata-rata warga yang di sana adalah keturunan Ciben (China Benteng), lagi pula yang di lokasi longsor itu jumlahnya juga tidak bannyak, dan untungnya tidak ada korban jiwa” jelasnya. Ia juga mengatakan, longsor merupakan imbas dari kebocoran dari pintu air yang bocor. “Jadi tadinya, tanah yang ada penahannya sekarang di bawahnya lowong, sehingga longsor,” terangnya.

      Selain itu, rencananya di sepanjang lokasi tersebut akan dibuatkan jalan sisian kali (promenade) dengan lebar 20 meter dari bibir sungai. “Tinggal tunggu dari pemerintah saja, lalu kita sosialisasikan kepada masyarakat di sana. “Kemungkinan ada tiga RW yang terdampak mulai dari RW 05,06,sampai RW 07, itu kurang lebih ada 100 KK. Pokonya begitu sudah ada kejelasan, nanti langsung sosialisasi” terangnya. (made)  

     

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.