Jokowi Akhirnya Rombak Kabinet Kerja
JAKARTA,SNOL—Presiden Joko Widodo akhirnya merombak Kabinet Kerja. Sampai dengan pelantikan menteri-menteri baru Rabu (12/8) siang, Jokowi -sapaannya- tak secara langsung membeber alasan di balik keputusannya merombak kabinet.Namun, menurut Mensesneg Pratikno, reshuffle itu didasari pada kebutuhan untuk menghadapi dinamika di tingkat nasional dan global. Terutama karena kondisi ekonomi yang memburuk sehingga membutuhkan respon cepat.
“Dinamika ekonomi yang membutuhkan rekonstruksi yang sangat cepat dari pemerintah. Karena itu presiden merasa perlu melakukan terobosan percepatan kerja-kerja kabinet. Intinya adalah bahwa ada perkembangan situasi yang membutuhkan personel sesuai kebutuhan,” ujar Pratikno usai menghadiri pelantikan para menteri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8)
Pratikno menjelaskan, Jokowi secara pribadi sudah mengucapkan terima kasih pada para menteri yang dicopot dari jabatannya. Yaitu Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri PPN/Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Seskab Andi Widjajanto dan Menko Maritim Indroyono Soesilo.
“Mereka adalah orang-orang yang penuh dedikasi keras. Tapi perkembangan keadaan mengharuskan presiden membuat langkah baru termasuk pergantian menteri,” imbuh Pratikno.
Selain itu Pratikno juga mengatakan, Jokowi berharap dari perombakan kabinet itu para menteri baru akan membantu mempercepat pemerintah memperbaiki kinerja. Terutama agar efektif dan efisien bekerja dan makin meningkatkan hubungan di luar negeri dan pasar internasional.
“Presiden tentu sudah melakukan review selama beberapa bulan ini. Mereview kerja kabinet,” tandas Pratikno.
Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Idil Akbar menilai keputusan Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet (reshuffle) tidak lebih dari sekadar kompromi politik.
“Saya mengatakan ini sebagai kompromi politik karena secara jelas menggambarkan kedekatan mereka pada elit partai atau tokoh. Seperti Darmin Nasution, kita tahu dia dekat dengan Megawati. Ada pula Pramono Anung,” kata Idil saat dihubungi Rabu (12/8).
Lalu ada Rizal Ramli dan Sofyan Jalil yang dikenal cukup dekat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Sementara Luhut Panjaitan menurutnya lebih pada akomodasi jasa politik turut membantu kemenangan Jokowi di pilpres 2014.
Dia juga tidak begitu yakin menteri baru mampu mengatasi persoalan. Khususnya yang menjadi sorotan adalah masalah perekonomian, terutama anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan harga daging yang meroket.
Persoalan tersebut menurutnya akan menjadi ancaman ke depan jika menteri yang dipilih menggantikan juga tak mampu mengatasi permasalahan.
“Kita akan lihat bagaimana respon pasar terhadap reshuffle ini sebab jika tak juga mampu mengatasi masalah yang terjadi saat ini maka saya kira gejolak politik tetap akan terus terjadi,” tambahnya.(fat/jpnn)