Pemerintah Perketat Aktivitas Penelitian Asing
JAKARTA,SNOL—Aktivitas riset oleh lembaga atau peneliti asing di kawasan Indonesia kerap berjalan tanpa izin. Hasil penelitian yang termasuk bidang-bidang strategis, kerap terbang ke luar negeri tanpa diketahui pemerintah. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bakal memperketat aktivitas riset oleh orang asing ini.Staf Ahli Menristekdikti Bidang Relevansi dan Produktivitas Agus Puji Prasetyono mengatakan, salah satu titik rawan masuknya aktivitas penelitian asing adalah pemerintah daerah dan kampus di daerah tujuan riset. “Kita akan buat regulasi baru, supaya hasil penelitian orang asing itu tidak begitu saja keluar Indonesia,” katanya.
Diantara bidang strategis yang sering kecolongan adalah riset kemaritiman. Khususnya kandungan perikanan serta biota laut lainnya di perairan Indonesia tertentu. Riset ini sangat penting diantaranya sebagai pemandu kapan-kapan penangkap ikan. Dia sangat menyayangkan jika data riset potensi keanekaragamaan hayati laut diambil begitu saja oleh peneliti asing.
Selain di bidang kemaritiman, Agus mengatakan keanekaragaman hayati hutan juga sering menjadi objek penelitian orang asing. Supaya diterima oleh masyarakat setempat, mereka menggandeng pemda dan kampus setempat.
Ke depan Agus menjelaskan semua aktivitas penelitian asing, harus dilaporkan dulu ke Kemenristekdikti. Sehingga mereka bisa mengirim tim untuk mengamati aktivitas penelitiannya. Setelah riset selesai, pemerintah juga harus mendapatkan salinan penelitiannya.
Jika objek penelitian sangat strategis, pemerintah bisa menolak untuk dilanjutkan penelitiannya. Selain itu jika penelitiannya sudah terlanjur dilakukan, pemerintah bisa mencegah dokumen-dokumen hasil penelitian untuk keluar dari wilayah Indonesia.
Dia juga berpesan kepada petugas keamanan di laut untuk lebih seksama menjaga kedaulatan bangsa. Tidak hanya mengamankan kapal-kapal penangkap illegal saja. Tetapi juga mengamankan setiap aktivitas riset yang illegal.
Agus mencontohkan dia kaget ketika mengunjungi salah satu kampus keagamaan di Malaysia. Sebab di kampus itu dipajang secara detail hasil riset penelitian candi Borobudur. “Baik tampilan di luar, sampai tampilan di dalam candi yang disajikan secara 3 dimensi, sangat detail. Kita sebagai pemilik candi justru tidak mempunya data itu,” katanya. (wan/jpg)