Bulog Ambil Alih Impor Jagung

CILEGON,SNOL– Pemerintah memberikan mandat kepada Perum Bulog untuk melakukan impor jagung selama penghentian sementara izin impor komoditas pangan tersebut oleh swasta. Sebagai perusahaan plat merah urusan logistik, Bulog mendapatkan mandat untuk mengimpor jagung pasca pengehentian impor sementara oleh swasta.Peran Bulog eksklusif untuk menstabilkan harga. Izin impor juga akan diberikan kepada importir di luar Bulog jika kondisi pasokan dan harga sudah dinilai kondusif. Di mana, harga di tingkat petani stabil dengan harga minimal yang jelas. “Bulog akan menangani tujuh komoditas pangan strategis. Yang saya dengar, ketujuh bahan pokok itu kedelai, beras, gula, cabai, bawang, daging termasuk juga jagung di dalamnya,” tutur Humas Bulog Subdivre Serang, Khaerullah yang dikonfirmasi, Rabu (5/8).

Khaerullah mengatakan walaupun belum mendapatkan instruksi tertulis dari kantor pusat, namun pihaknya akan siap mengambil alih tanggung jawab pengawasan itu dilimpahkan kepada Bulog termasuk yang ada di daerah. “Sebelumnya cuman beras saja yang kita tangani. Mungkin saat ini di pusat sedang dalam pembahasan, kita belum mendapat secara tertulis dari pusat, kita tunggu saja,” ujarnya.

Ia mengaku walaupun belum mendapat mandat dari kantor pusat untuk mengendalikan komoditas jagung, namun pihaknya yakin, di beberapa daerah Indonesia dan Banten dapat menyuplai keterbutuhan akan jagung secara nasional. “Yang kita tahu Lampung termasuk lumbung jagung, di Banten juga banyak yang saya tahu. Kalau nanti Bulog menangani jagung, maka kita akan berkoordinasi dengan dinas terkait di wilayah,” katanya.

Sementara itu, sejumlah agen pelayaran yang kapalnya memuat jagung impor mengeluhkan adanya kebijakan pelarangan jagung impor masuk ke Indonesia. Pasalnya akibat pelarangan tersebut mereka mengaku menaggung kerugian hingga miliaran rupiah.

Kepala Cabang PT Penascop Maritime Indonesia (PMI), Agus Dahlan, agen kapal MV Piet yang kapal dan muatannya tertahan di Pelabuhan PT Pelindo, mengaku perusahaannya terancam gulung tikar akibat pelarangan tersebut. “Kalau kita taksir pasti rugi, satu kali gerakan 30.000-40.000 USD, itu baru untuk biaya pandu, tunda dan sandar saja sekitar hampir Rp 250 juta. Belum masuk biaya yang lainnya. Dan itu baru satu kapal saja. Kalau sebulan kita ada 5-6 kapal, lalu impor jagung disetop, penghasilan perusahaan bisa turun drastis, tidak menutup kemungkinan bisa sampai bangkrut. Sekitar 5 perusahaan yang mengurus impor jagung, belum lagi masalah yang sama juga terjadi terhadap importer,” ungkapnya.

Kerugian tersebut, sambungnya, tidak hanya dialami kapal milik perusahaannya, tapi juga kapal lainnya yang kini masih dalam perjalanan menuju pelabuhan di Banten. “Ada kapal MV PeacefulI Seas yang juga dijadwakan tiba pada 17 Agustus. Kapal dalam perjalanan dari Brazil dan menuju kesini. Kalau putar balik juga tidak mungkin, cost nya saja sudah berapa. Bisa jadi kapal itu juga bernasib sama dengan kapal sebelumnya, menunggu bongkar muat,” tuturnya. (nal/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.