Petani “Ngoyos” Berantas Gulma
LEBAK,SNOL– Persoalan kekeringan yang melanda lahan pesawahan belum usai. Kali ini para petani yang sudah mulai menanami lahan pertaniannya juga disibukan dengan persoalan serangan hama gulma (tanaman pengganggu) yang juga merusak tanaman padi.Di Kecamatan Cimarga, puluhan hektar sawah diserang hama gulma. Hal itu baru diketahui oleh para petani, ketika hendak mangairi pesawahannya beberapa waktu lalu setelah dilanda kekeringan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dan pengakuan sejumlah petani, dari 17 desa yang ada di Kecamatan Cimarga, area pesawahan yang diserang hama gulma terparah ada di enam desa, yakni Inten Jaya sekitar 11 hektar, Cimarga 5 hektar, Sangkanmanik 8 hektar, Girimukti 9 hektar, Girijaya 3 hektar, dan Mekarjaya 4 hektar.
Seorang petani di Desa Inten Jaya, Saroji (41), mengaku tak mengetahui persis tanaman padinya diserang gulma. Ia baru mengetahuinya saat hendak mengairi sawahnya, sekitar tiga hari lalu. “Awalnya saya menduga, daun dan batang tanaman padi saya lebat. Ternyata bukan tanaman padi, melainkan tanaman lain (gulma,red),” kata Saroji, Selasa (4/8).
Akhirnya, Saroji terpaksa memungut dan memetik gulma tersebut satu persatu meski ia harus di sawah seharian menghabiskan waktu mencabuti atau memetik gulma. “Mau bagaimana lagi, soalnya kalau diberi pestisida gulma tidak mati total,” tambahnya.
Petani lainnya, Sutisna (32), menduga tanaman pengganggu sudah mulai tumbuh saat tanaman para petani ditanam atau sejak dua bulan lalu lantaran tinggi tanaman pengganggu dengan padi persis sama. “Memang gulma ini tidak terjadi setiap kali musim tanam, tapi tetap meresahkan petani karena khawatir berpengaruh terhadap hasil panen,” tukasnya.
Petani asal Desa Sangkanmanik, Papih (41) mengungkapkan, gulma biasanya berpengaruh terhadap pertumbuhan padi karena nutrisi dan unsur hara yang ada di dalam tanah diserap oleh tanaman pengganggu tersebut. “Akibatnya akan sangat fatal jika tidak segera ditanggulangi,” imbuhnya.
Sementara, aparat Kecamatan Cimarga belum mengetahui terkait adanya sekitar 40 hektar sawah di wilayahnya yang diserang gulma. “Kami belum mendapat laporan soal itu, baik dari UPT Pertanian Cimarga maupun para petani,” tandas Budiana, salah seorang staf kecamatan setempat.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, meminta agar para petani mencabut tanaman gulma tersebut dan tidak usah diberi pestisida. “Kalau ada tanaman pengganggu, memang tindakan paling ampuh adalah dicabut atau istilahnya kalau di Rangkasbitung disebut ngoyos (membersihkan tanaman pengganggu,red). Kalau diberi pestisida, tak akan efektif,” paparnya. (ahmadi/mardiana/jarkasih)