142 Penumpang Terombang Ambing di Tengah Laut

CILEGON,SNOL—KMP Mutiara Persada, yang tengah dalam perjalanan dari Surabaya menuju Pelabuhan Panjang, Lampung mengalami mati mesin di Perairan Merak, tak jauh dari perairan Suralaya, Pulomerak, Senin (13/7). Kapal yang masuk dalam program tol laut Presiden Jokowi itu pun kandas dan tak dapat sandar di pelabuhan tujuan. Sedikitnya, 142 penumpang yang terdiri dari sopir dan kondektur terlunta-lunta di tengah laut.

Informasi yang diterima BANPOS (grup Satelit News), kapal itu berangkat dari Surabaya menuju Pelabuhan Panjang pada Jumat pekan lalu. Di tengah perjalanan, kapal tiba-tiba mati setelah menempuh waktu perjalanan selama dua hari. Basarnas Banten langsung melakukan evakuasi dan berkoordinasi dengan pihak kapal. Senin, (13/7) kemarin, sebanyak 72 penumpang langsung dievakuasi dengan KN 224 dibantu Kapal milik KPLP P.111. Sisa penumpang lainnya masih bertahan di atas kapal.

“Kami berangkat hari Jumat dari Surabaya, namun pada hari Minggu sekitar pukul 12.00 WIB kapal kandas di Perairan Merak,” ungkap salah seorang sopir, Mulyadi, kemarin.

Dia tak tahu persis penyebab matinya mesin sehingga kapal kandas di Merak. “Ini semuanya sopir dan kenek. Ada juga penumpang anak-anak. Kami nggak tahu penyebabnya apa, ada yang bilang rusak ada juga yang bilang kehabisan BBM,” ujarnya.

Hal yang sama dikatakan penumpang lainnya, Junaedi. Dia mengaku memilih dievakuasi karena khawatir ada masalah lanjutan di tengah laut. “Mending dievakuasi daripada di atas kapal kita tidak tahu kapal sampai kapan bisa jalan lagi. Lagian kita mau pulang sekalian mudik juga,” tuturnya.

Sementara itu, Manajer Operasional Kapal Mutiara Persada, Wasington mengaku masih menyelidiki penyebab mesin mati. “Kami belum tahu persisnya seperti apa, pertama memang ada masalah di mesin induk, tapi kita belum tahu kenapa itu terjadi. Supaya tidak lama, kita tawarkan penumpang untuk dievakuasi, ada 72 orang yang kita berangkatkan ke Panjang. Sisanya memilih tetap di kapal. Jumlah kendaraan ada 62 unit truk,” ujarnya.

Saat ditanya terkait keberadaan anak-anak, dia mengaku tidak tahu. “Kalau itu kita tidak tahu. Apakah itu saudara sopir atau tidak, sedang kita cek,” kilahnya.

Pada bagian lain, Kepala KSOP Banten, Rhomas Chandra juga mengaku masih menyelidiki penyebab mati mesin. Penyebab sementara yang dia ketahui bahwa kapal mati mesin karena BBM bercampur dengan air. “Penyebab pastinya masih kita cari tahu. Dugaan sementara kapal black out karena bahan bakar bercampur dengan air,” tuturnya.

Kepala SAR Banten, Hairoe Amir Abyan mengungkapkan, selama evakuasi berlangsung, keadaan para penumpang cukup stabil. Seluruhan penumpang aman dan selamat.

“Semua kita cek selamat. Ada sekitar 72 penumpang yang kita evakuasi dengan KN 224. Mereka dibawa langsung ke Pelabuhan Indah Kiat untuk diseberangkan ke Sumatera,” pungkasnya.(nal/igo/bnn/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.