3.500 Warga Kresek Krisis Air Bersih

KRESEK,SNOL—Krisis air bersih melanda sedikitnya 3.500 warga penghuni Desa Patrasana, Koper dan Renged di Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang. Sejak sepekan terakhir, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja kesulitan memasok air kepada warga seiring menyusutnya debit Sungai Cidurian yang menjadi bahan baku pengolahan air bersih.

Salah satu warga Desa Patrasana Kecamatan Kresek, Icih menjelaskan pasokan air bersih dari PDAM TKR tersendat sejak memasuki bulan suci Ramadan. Air dari PDAM hanya mengalir sedikit setiap hari sehingga tidak memenuhi kebutuhan keluarganya untuk mencuci baju, mandi hingga wudhu.

“Untuk dapat air, saya terpaksa minta ke tetangga yang memiliki pompa air tanah. Walau air tanah dari pompa milik tetangga saya berwarna sedikit kuning dan berbau namun airnya tetap kami gunakan. Paling nanti hitungannya di akhir bulan. Kami akan memberikan sejumlah uang sebagai pengganti biaya tagihan listrik kepada tetangga,”ungkap Icih yang tinggal bersama suami, 10 anak dan 4 cucu di rumahnya, kemarin.

Keluhan senada dikatakan H. Ali, warga Pandawa Kecamatan Kresek. Dia mengaku kesulitan mendapatkan air bersih akibat kurangnya pasokan air bersih dari PDAM TKR. Untuk memenuhi kebutuhan air, dia menggunakan air bersih dari tetangga yang memiliki sumur pompa serta menunggu bantuan dari PDAM yang dikirim melalui mobil tangki.

“Kami mengandalkan air bersih dari PDAM. Mudah-mudahan segera dikirim bantuan dari pusat,”harapnya.

Kepala Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kresek PDAM TKR Aswanta menjelaskan pasokan air bersih kepada warga Kresek tersendat karena pihaknya tidak mendapatkan bahan baku air bersih dari Sungai Cidurian. Bahkan, terhitung kemarin (29/6), PDAM TKR menghentikan total pasokan air melalui pipa karena tak adanya bahan baku yang bisa diolah dari sungai yang berhulu di Kabupaten Serang itu.

Menurut Aswanta, ada dua PDAM TKR menghentikan produksi air di Sungai Cidurian. Penyebab pertama adalah debit air yang sangat sedikit di musim kemarau seperti sekarang.

“Penyebab keduanya adalah air di Sungai Cidurian sudah tercemar limbah pabrik sehingga berbau busuk. Walau debit air masih cukup, kadar limbah serta baunya yang pekat membuat produksi air tidak dapat dilakukan. Jika kami paksakan maka kami khawatir air yang diproduksi membahayakan warga karena akan membutuhkan banyak zat kimia. Maka kami terpaksa menghentikan produksi di IPA Kresek karena kalaupun dipaksakan hasilnya tetap saja kurang bagus,” ujar Aswanta di tepi Sungai Cidurian, Kresek, Senin (29/6).

Menurut Aswanta limbah tersebut biasa muncul di kala musim kemarau datang. Saat musim penghujan, debit air yang tinggi karena bercampur hujan membuat limbah tidak begitu terasa. Namun kini, air Sungai Cidurian menjadi menyeramkan karena seringkali berubah warna. Terkadang air sungai berwarna hijau, kuning, merah bahkan hingga hitam pekat.

“Bau busuknya bisa tercium hingga radius 50 meter,” papar Aswanta. Dia mengaku atas desakan masyarakat, PDAM TKR pernah memaksakan agar IPA Kresek tetap beroperasi walau menggunakan air limbah tersebut. Hanya saja karena hasilnya kurang bagus maka pengoperasiannya dihentikan kembali. Aswanta menjelaskan, jumlah pelanggan PDAM TKR di Kresek berjumlah 930 sambungan dengan jumlah orang yang dilayani mencapai 3.500 jiwa.

“Untuk melayani kebutuhan air kepada para pelanggan, kami meminta bantuan ke pusat untuk menyuplai air dengan menggunakan mobil tangki. Bantuan ini tentunya terbatas, mengingat keterbatasan armada serta banyaknya daerah-daerah lainnya yang mengalami hal yang sama sehingga kami harus membagi-bagi,”ujar Aswanta.

Direktur Teknik PDAM TKR Ida Farida menjelaskan persoalan tidak tersedianya bahan baku di Kresek merupakan masalah tahunan. Setiap musim kemarau datang, bahan baku air yang menipis ditambah pekatnya limbah membuat pihaknya kesulitan melakukan pengolahan. Untuk itu, menurut Ida, PDAM TKR berharap agar rencana pemerintah akan membangun embung Patrasana di Kecamatan Kresek bisa segera terealisasi.

“Jika memiliki cadangan air sebagai bahan baku PDAM, tentunya hal ini tidak akan terus terulang,” ujarnya. Ida juga meminta kepada dinas terkait untuk menertibkan pabrik-pabrik yang membuang limbahnya ke sungai. Pembuangan limbah ke sungai menyebabkan bahan baku air bersih PDAM hilang.

“Kami harap baik masyarakat maupun pemilik pabrik untuk tidak membuang sampah dan limbah lainnya ke sungai,”harapnya. Selain Kresek, krisis air bersih juga melanda warga Kecamatan Teluknaga. Sebanyak 7.600 pelanggan PDAM TKR tidak mendapatkan pasokan air menyusul menyusutnya debit air sungai irigasi Cisadane. (hendra/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.