Iti Marah, Penutup Jalan Beton Belum Kering Dibuka
LEBAK,SNOL– Bupati Lebak Iti Octavia Jabaya murka melihat warga yang memungut uang pada pengendara yang melewati Jalan Rangkasbitung-Leuwidamar yang baru dicor. Tindakan warga itu ia nilai tak menghargai pemerintah yang sudah bersusah payah membangun jalan.
“Coba maraneh kabehan kudu mikir ieu teh jalan kudu dirawat, sina awet, ieu mah malah anu ngaliwat dipentaan duit, terus mobil bisa asup deui ngalewat ka badan nu kakarak dicor (coba kalian semua berpikir, ini jalan harus dirawat supaya awet. Ini malah yang lewat diminta uang, terus mobil bisa masuk lagi lewat badan jalan yang baru dicor, red),” cetus Iti, saat inspeksi mendadak (Sidak) ruas jalan Rangkasbitung-Leuwidamar, tepatnya di Jalan Syeh Nawawi, Km 7, Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak, Kamis (25/6).
Dalam sidak itu, ia didampingi Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga (DBM) Lebak, Entoy Saepudin, Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Hari Setiono, Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Dodi Irawan, dan Kabag Humas Setda Lebak Apip Rapiudin.
Menurut Iti, tindakan warga tersebut salah karena justru akan membuat jalan kembali rusak. Sebab, jalan yang baru saja dicor belum bisa langsung dilewati orang, apalagi kendaraan lantaran betonnya belum padat.
“Nu disalahkeun deui mah engke lamun jalan rusak Pemda deui terutama Bupati. Selama ieu kan warga nyalahkeun Bupati bae lamun jalan rusak, padahal warga oge boga kawajiban ngarawat jalan (Yang selalu disalahkan lagi nanti jika jalan rusak Pemda Lebak terutama Bupati. Selama ini kan warga menyalahkan Bupati saja jika jalan rusak, padahal warga juga memiliki kewajiban untuk merawat jalan,red),” celotehnya.
Pihaknya akan memerintahkan Dinas Perhubungan (Dishub), aparat kecamatan dan desa untuk mengawasi perbaikan Jalan Rangkasbitung – Malingping. “Makanya ke depan kami akan memberikan tindakan yang tegas bagi warga yang mencari keuntungan dengan meminta uang salaran jalan,” ancamnya, tanpa menyebut sanksi apa yang dimaksud.
Sementara, beberapa warga yang kena semprot Bupati mengaku, jera. Mereka berjanji tidak akan mengulanginya lagi perbuatannya. “Abdi terpaksa Pak nyalaran di jalan ieu ngajagaan buka tutup, lantaran teu boga pagawean. Kami janji moal ngulangi deui (Saya terpaksa minta uang saweran kepada para pengguna jalan, menjaga buka tutup, karena tak memiliki pekerjaan tetap. Tapi kami janji tak akan mengulanginya lagi perbuatan ini,” tutur Holid (42) yang diamini warga lainnya.
Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan DBM Lebak Entoy Saepudin menilai, kemarahan bupati wajar. Seharusnya warga membantu pemeliharaan jalan, karena infrastruktur jalan ini untuk kepentingan masyarakat. “Apalagi, kami sudah menggelontorkan anggaran untuk pemeliharaan jalan di wilayah Lebak hingga Rp 12,5 miliar dari APBD. Jumlah itu bukanlah jumlah yang sedikit. Kami berharap alokasi dana itu benar-benar bisa dipergunakan untuk pemeliharaan jalan. Soalnya banyak diantara jalan-jalan itu akan menjadi jalur mudik utama di Lebak,” imbuhnya. (ahmadi/mardiana/jarkasih)