Beras Bulog Hanya Diperiksa Manual
LEBAK,SNOL–Sidak pemeriksaan beras di gudang bulog Sub Divre Lebak dinilai lemah. Pasalnya petugas gabungan dari Pemprov Banten, Pemkab Lebak, Pemkab Pandeglang dan Reskrimsus Polres Lebak, tidak menggunakan alat tekhnologi canggih untuk mendeteksi apakah beras yang diperiksa tersebut asli atau beras sintetis.
Pantauan di lokasi, pemeriksaan beras di gudang Bulog hanya dilakukan secara manual, yakni dengan mengamati beras di telapak tangan, kemudian mencobanya dengan memakan satu atau dua butir beras yang diperiksa. Kalaupun ada alat berupa timbangan, itu hanya untuk memeriksa kualitas beras saja.
Ketua Tim Koordinasi Raskin Provinsi Banten Agus Muhamad Tauchid mengatakan, pemeriksaan beras ini perlu dilakukan guna mensterilkan dari beras plastik yang disebar oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Tujuannya untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. “Pada kesempatan ini kami memeriksa gudang Bulog Sub Divre Lebak untuk memastikan steril atau tidaknya dari beras plastik. Kami juga mengajak pihak kepolisian Lebak untuk ikut serta memeriksa, karena kita semua wajib melindungi masyarakat. Setelah kami periksa, ternyata tidak ditemukan beras plastik itu, dan dapat dipastikan 100 persen beras Raskin steril,” kata Agus, (26/5).
Pihaknya sudah mengagendakan, untuk sebulan ini akan selalu melakukan Sidak ditiap-tiap gudang bulog yang ada di Provinsi Banten. Dia juga menghimbau kepada seluruh lapisan masyarkat, agar tidak perlu khawatir dan resah, karena beras Bulog yang ada di Provinsi Banten 100 persen steril dari beras plastik itu. “Insya Allah Raskin yang akan diterima steril dari beras berbahan plastik,” imbuhnya.
Senada dikatakan Kepala Bulog Sub Divre Lebak Herman Sadik. Pihaknya memastikan beras Raskin yang dikelola oleh Sub Divre Lebak steril dari beras berbahan plastik, karena gabah yang dikelola berasal dari lokal, bukan import. “Proses yang kami lakukan diawali dengan gabah lokal, sehingga dapat dipastikan 100 persen steril dari kandungan plastik. Kami juga akan selalu melakukan pengawasan dengan ketat, supaya tidak ada beras plastik yang masuk ke dalam kemasan bulog,” ujarnya.
Sementara, di Kota Cilegon, petugas melakukan penyisiran di tiga lokasi supermarket. Antara lain Ramayana, Superindo dan Hypermart. Dalam gelar operasi tersebut, selain memeriksa fisik beras yang diperdagangkan, petugas juga melakukan uji sampel beras. Salah satunya menguji beras dengan merendam beras ke dalam air mineral. Namun dari hasil uji tersebut petugas tidak menemukan bersa sintetis yang selama ini dikhawatirkan masyarakat.
“Sebelum-sebelumnya, kita juga sempat lakukan sidak di pasar dan kali ini kita lakukan di supermarket. Upaya ini bentuk antisipasi, siapa tahu ada beras sintetis yang juga beredar di pasar modern,” ungkap Kepala Satreskrim Polres Cilegon, AKP Hans Itta Papahit, Senin lalu.
Sementara itu, Kasie Perdagangan Disperindagkop Cilegon, Ikhsan Hasibuan mengatakan, selain melakukan uji langsung di lokasi, pihaknya juga membawa sampel beras tersebut untuk diuji di labratorium. “Untuk mengecek keaslian beras itu yang kami pelajari ya seperti ini. Untuk mengetahui, ciri awalnya itu bila berasnya mengapung, ini patut kita curigai. Tapi, untuk pastinya baru bisa ketahui, setelah dibawa ke lab,” ungkapnya.
Polda Banten Buka Aduan 24 Jam Soal Beras Sintetis
Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar meminta peran serta masyarakat agar segera melapor ke Mapolda jika menemukan beras plastik atau beras sintetis. Menurutnya, peran serta masyarakat dinilai sangat penting guna mengungkap motif dari penjualan beras plastik yang hingga kini menjadi tanda tanya mengingat biaya produksi beras plastik lebih mahal ketimbang beras asli.
“Kami harapkan peran serta masyarakat jika menemukan beras plastik segera melapor, untuk mendukung mengungkap motif beras plastik. Kita belum dapat pastikan motifnya yang jelas ini patut kita cermati dan tindak lanjuti dengan fakta-fakta yang ada di kita, tapi Banten dulu saya tidak mau bicara luar Banten,” katanya saat sidak beras sintetis di Pasar Induk Rau, Selasa (26/06).
Guna mengungkap motif beras plastik yang telah meresahkan warga Banten tersebut Boy Rafli mengaku Polda Banten telah membuka aduan soal beras sintetis tersebut selama 24 jam. Ia sangat mengharapkan peran semua pihak agar bersinergi untuk mengantisipasi beras plastik tersebut tidak masuk ke Provinsi Banten.
“Saya mengapreasi kalau masyarakat ada yang lapor, khawatirnya masyarakat sudah tahu tapi tidak mau lapor. Kita buka aduan laporan 24 jam di Mapolda. Kalau masyarakat tidak mau lapor Polda silakan lapor ke BPOM dan Disperindag,” katanya. (nal/bnn/mg29/mg30/mardiana/jarkasih)