Wadir RSUD Adjidarmo Nyaris Keteteran
LEBAK,SNOL–Rapat Dengar Pendapat dengan jajaran manajeman RSUD Adjidarmo, rupanya tak disia-siakan oleh anggota Komisi III DPRD Lebak. Mereka mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan hingga membuat pihak rumah sakit keteteran menjawabnya.
Dalam kesematan hearing yang digelar di ruang rapat Paripurna, itu dewan melontarkan sejumlah pertanyaan, mulai dari soal pelayananan buruk, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kekurangan obat hingga masalah lainnya. Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUD Adjidarmo terlihat keteteran menjawab semua pertanyaaan yang dilontarkan Komisi III. Beruntung dalam kegiatan itu dia membawa semua struktural di setiap bidang dan akhirnya semua pertanyaan dapat dijawab oleh mereka yang membidanginya.
Wakil Pimpinan DPRD yang menaungi komisi III, M Yogi Rochmat A, mengajak pihak RSUD Adjidarmo bersama-sama melayani masyarakat dengan baik, karena sangat banyak warga yang mengadu ke DPRD. Dia juga mengajak buka-bukan terkait persoalan yang terjadi, seperti masalah pelayanan, Limbah B3 dan kekurangan obat.
Yogi menekankan agar Direktur RSUD bekerja maksimal seperti mengecek karyawan, ruangan dan sebagainya, supaya tidak ada cerita pelayanan buruk, kekurangan obat dan masalah lain. “Tidak ada yang mesti kita tutup-tutupi di forum rapat dengar pendapat ini. Kita buka semua persoalan yang ada supaya bisa cepat selesai dan menjadi acuan pihak RSUD untuk memperbaikinya. Agar semua bisa terpantau dan tercipta pelayanan baik, saya menyarankan direktur harus datang paling awal, jangan sampai masuk jam 11.00 pulang jam 12.00 Wib,” imbuh Yogi saat mengawali pertemuan itu, Senin (25/5).
Wakil Ketua Komisi III DPRD Iip Makmur mengakui banyak terima keluhan seputar RSUD ketika dirinya melakukan reses ke daerah pedesaan. Sampai-sampai ada masyarakat yang berbicara tidak mau membuat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), karena pelayanannya dibedakan tidak seperti pasien yang tidak menggunakan BPJS.
“Kami sangat prihatin dengan apa yang dirasakan masyarakat soal pelayanan RSUD Adjidarmo yang membeda-bedakan tingkatan pasien. Semestinya hal itu tidak terjadi, karena semua pasien sama saja orang sakit yang harus dilayani dengan baik dan ramah. Setelah rapat ini, pihak RSUD Adjidarmo harus melakukan action dari segi pelayanan yang dikeluhkan masyarakat,” kata Iip.
Anggota dewan lainnya Acep sangat menyayangngkan rapat tidak dihadiri oleh Direktur RSUD Adjidarmo. Dirinya sudah menduga pasti direktur tidak akan menghadiri panggilan yang dilakukan DPRD. Hal ini, bukan kali pertama direktur tidak menghadiri panggilan untuk rapat dengar pendapat, padahal dirinya ingin ngomong langsung dengan direkturnya. “Lagi-lagi Direktur RSUD tidak mengahadiri panggilan kami. Padahal kami ingin menyampaikan langsung, eh malah tidak hadir. Sebetulnya bukan hanya masyarakat saja yang mengalami pelayanan buruk, saya juga secara pribadi pernah merasakan hal itu di RSUD Adjidarmo,” ujarnya.
Subjektif kalau mengukur puas atau tidaknya pelayanan, tapi ada SOP yang menjadi acuan pihak RSUD untuk melayani pasiennya. “Kedepanya saya berharap RSUD dari segi pelayanan harus ada perubahan ke arah yang lebih baik. Jangan sampai masyarakat menjadi korban kelalaian atas pelayanan buruk yang diberikan pihak rumah sakit,” harapnya.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Adjidarmo dr Mutia membantah pihaknya membeda-bedakan pelayanan kepada pasien BPJS. Dirinya tidak membedakan pasien BPJS dengan pasien umum, semuanya dilayanai sama. Adapun yang berbeda hanya dari segi persyaratan saja, kalau persyaratan pasien umum lebih mudah dibanding pasien BPJS.
“Kami selalu melayani pasien dengan baik, dari jaman Jamkesmas kami tidak membeda-bedakan pelayanan, semua pasien diperlakukan sama. Memang ada aturan yang mesti dipenuhi oleh pasien BPJS, terkadang ada miskomunikasi dengan masyarakat awam,” ujarnya.
Kalau mengenai kekurangan obat, masalahnya bukan di RSUD tapi dipabriknya yang mengalami kekosaongan obat, karena produksinya tidak mencukupi untuk se-Indonesia. RSUD juga merasa dilema dengan hal itu, kalau harus beli diluar pabrik harganya sangat mahal,” kilahnya. (mg29/mardiana/jarkasih)