Warga Masih Was-was, Distributor Beras Diawasi
SERANG,SNOL– Masyarakat dan pedagang beras di sejumlah pasar tradisional di Banten, masih was-was dengan beredarnya beras sintetis atau terbuat dari bahan plastik. Mengantisipasi hal itu, pemerintah daerah kini lebih memperketat pengawasan, terutama terhadap distributor dan para pedagang.
Jakiyah (40) misalnya, warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak ini mengaku masih khawatir dengan beredarnya beras palsu tersebut. Dia takut beras itu terbeli karena dirinya sulit untuk membedakan mana beras yang asli dan yang palsu.
“Saya mah ibu rumah tangga. Jarang meriksa beras itu asli apa ngga. Jadi stlah dibersihin langsung dimasak aja. Saya khawatirnya kalau beras palsu itu dimakan sama keluarga saya. Itukan bahaya,” celoteh ibu lima anak ini kepada wartawan, Jum’at (22/5).
Senada diungkapkan Rohimah, warga Ciceri Kota Serang. Dia mengaku takut jika beras palsu itu dikonsumsi oleh anak-anaknya yang masih kecil. “Pemerintah haru segera melakukan sidak. Jangan hanya di pasar-pasar tapi termasuk di warung-warung yang ada di perkampungan. Soalnya warga beli berasnya di warung-warung kampung,” imbuhnya.
Mengantisipasi masalah itu, kini distributor dan pedagang beras akan diawasi ketat. Pengawasan akan dilakukan oleh tim gabungan terdiri dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagpas) Provinsi Banten bekerjasama dengan anggota Satpol PP, Dinas Kesehatan (Dinkes), Polda Banten, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Serang.
Pengawasan itu dilakukan untuk mengantisipasi peredaran beras sintetis yang mengandung bahan plastik, khususnya dititik yang diduga ada penyebaran beras sintetis itu. Pengawasan juga dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada warga, agar tidak mudah terprovokasi dengan isu peredaran beras yang membahayakan itu.
Kepala Disperindagpas Provinsi Banten, Mashuri mengatakan, tim yang diterjunkan kesetiap pasar dan distributor, masing-masing lima orang. Tim itu diterjunkan sejak Kamis (21/5) lalu, setelah maraknya pemberitaan di media massa, baik cetak maupun elektronik.
“Alhamdulilah, berdasarkan tim yang telah kita terjunkan ke lapangan, baik di distributor maupun pasar, tidak ditemukan beras yang mengandung bahan plastik,” kata Mashuri, Jumat (22/5).
Meski begitu, Mashuri meminta warga tetap waspada karena tidak menutup kemungkinan ada oknum yang tidak bertanggungjawab beraksi ketika pemerintah dan masyarakat lengah. Oleh karenanya, warga harus bisa membedakan antara beras asli dan yang palsu.
“Idealnya memang membeli beras dari agen atau penjual yang telah dipercaya,” tukasnya, seraya mengakui pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, agar juga melakukan pengawasan di pihak importir yang memasukan beras asal Negeri Tirai Bambu tersebut ke Tanah Air.
Saat disinggung apa sanksi yang akan diberikan kepada distributor dan pedagang beras yang mengandung bahan plastik, Mashuri mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar menindak tegas orang-orang yang mengambil keuntungan sepihak dan merugikan masyarakat.
“Tentu akan kita laporkan ke pihak berwajib, kalau beras berbahaya tersebut berasal dari para pedagang besar, bisa sampai pencabutan izin usahanya,” ujarnya.
Kapolda Banten Brigjend Pol Boy Rafli Amar menyatakan, jika di Banten ditemukan distributor dan pedagang beras yang curang dengan menjual beras berbahan sintetik atau beras tidak layak konsumsi, pihaknya akan menjeratnya dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman hukuman lima tahun. “Tentu sanksi sosial dari masyarakat juga harus ada,” harapnya.
Sementara, Kepala Dinkes Banten Sigit Wardojo mengatakan, beras sintetis sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Bahan sintetis jika masuk ke dalam perut manusia, akan mengganggu sistem pencernaan, menyebabkan kanker dan gagal ginjal dalam jangka waktu yang lama. “Warga harus selektif dalam membeli beras yang asli dan palsu,” tukasnya.
Berdasarkan informasi dari BPOM Serang, ciri-ciri beras asli dan sintetis antara lain, beras plastik tidak beraroma padi seperti beras asli, beras plastik bening dan mengkilat, beras plastik lebih licin.
Jika dibakar, beras plastik akan meleleh seperti plastik. Jika coba direndam dengan air, beras plastik akan mengambang, beras asli akan mudah dipatahkan dengan kuku, sedangkan beras plastik sebaliknya.
Seperti diberitakan, ditemukannya beras yang terbuat dari bahan plastik atau sintetis di daerah Bekasi Jawa Barat, menimbulkan kekhawatiran dan keresahan masyarakat, serta para pedagang. Beras itu khawatir masuk di pasaran wilayah Kabupaten Lebak, Serang, Pandeglang, Cilegon, Tangerang dan sekitarnya.
Salah seorang pedagang beras di pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Leni (23) mengatakan, awalnya dirinya tidak mengetahui ada beras plastik beredar di Bekasi. Setelah ada pembeli beras ke tokonya mempertanyakan keaslian beras yang dijualnya, dari situlah ia mengetahui ada beras palsu. Setelah mendengar hal itu, dirinya sangat khawatir akan beredar di pasar Rangkasbitung.
“Saya tahu dari pembeli yang mempertanyakan keaslian beras yang saya jual. Selama ini, saya menjual beras selalu asli dan memasoknyapun dari Lebak, Pandeglang, Karawang, dan Lampung, tidak dari luar jawa atau jual beras import,” kata Leni, kepada Satelit News di pasar Rangkasbitung, Rabu (20/5). (sidik/ahmadi/mardiana/jarkasih)