Bentrok, Satu Mahasiswa Dilarikan ke RSUD
LEBAK,SNOL– Unjuk rasa puluhan mahasiswa di depan kantor DPRD Lebak, berakhir ricuh dan terjadi saling adu jotos dengan pihak kepolisian. Satu orang pendemo terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat terluka saat terjadi bentrokan.Aktivis yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) dan Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (Gempar) Lebak itu mengkritisi kinerja Bupati Lebak Iti Octavia yang dinilai tidak pro rakyat.
Pantauan Satelit News, sebelum merangsek ke gedung dewan, pendemo melakukan longmach dari pertigaan alun-alun Rangkasbitung menuju gedung wakil rakyat. Mereka berjalan sambil membentangkan sejumlah spanduk berisi kritikan masing-masing bertuliskan, “Rapor Merah LKPJ Bupati Lebak Tahun 2014, Bupati Lebak Gagal”, dan poster bertuliskan “DPRD harus objektif dalam menilai LKPJ Bupati, sekolah Rusak VS Mobil Nissan Xtril, tarik kembali mobil dinas vertical, tolak pembelian mobil dinas Bupati, jembatan roboh vs mobil dinas baru, rakyat menderita eksekutif dan legislative hura-hura”.
Setelah sampai di gedung dewan, mereka terus berorasi dan bahkan berusaha merangsek masuk ke gedung dewan yang sudah dijaga ketat aparat gabungan. Karena dihadang anggota polisi, akhirnya saling dorong dan adu jotospun tak terhindarkan. Pendemo berhasil merobohkan gerbang kantor Bupati yang berada di samping kantor DPRD.
Dua orang mahasiswa yang diduga provokator, diamankan dan dibawa anggota kepolisian. Mengetahui rekannya ditangkap ternyata tak membuat pengunjukrasa melemah. Mereka justru semakin membabi buta hingga akhirnya pihak kepolisian terpaksa melepaskan dua orang mahasiswa itu.
Satu orang mahasiswa, Maman jatuh pingsan akibat terkena hantaman benda keras milik oknum polisi di bagian pelipis matanya. Dia pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo untuk mendapatkan perawatan medis.
Korlap aksi Agus Suryadi menyatakan, kondisi Lebak sangat memperhatinkan. Di tengah-tengah hiruk pikuk masyarakat yang membutuhkan fasilitas pendidikan layak, infrastruktur jalan, jembatan gantung dan setumpuk persoalan lainnya, Pemkab justru malah menghamburkan anggaran Rp3,2 miliar untuk memenuhi kebutuhan mobil pejabat dan para Muspida, termasuk para ketua komisi DPRD Lebak.
“Kami kecewa dengan kebijakan Bupati yang tidak pro rakyat, dan DPRD malah ikut-ikutan mempermulus jalannya kebutuhan mereka. Di momentum bertepatan dengan paripurna LKPJ Bupati TA 2014 ini, menjadi catatan penting untuk masyarakat Lebak. Kami memberikan rapor merah untuk kinerja Bupati yang tidak pro rakyat,” teriak Agus Suryadi, Senin (18/5).
Ketua Kumala, Lukmanul Hakim pun tak kalah lantangnya berorasi. “Mana yang katanya percepatan pembangunan? Itu semua bohong, tidak ada bukti. Malah, pembangunan Tahun 2014 tidak berkualitas dan tidak merata. Mereka malah menghamburkan anggaran Tahun 2015 sebesar Rp3,4 miliar untuk membangun dan menata balong Ranca Lentah yang tidak terlalu penting.
“Seharusnya anggaran itu dialokasikan untuk kepentingan yang bersentuhan langsung kepada masyarakat, seperti memperbaiki jembatan yang rusak, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur jalan. Jangan malah dialokasikan kepada hal yang tidak penting. Kami sangat kecewa dengan kebijakan Bupati yang tidak merakyat. Dari itu kami menilai kepemimpinan Bupati Lebak, gagal,” ujarnya.
Hingga aksi berakhir, para pendemo tidak ditemui perwakilan anggota dewan dan pejabat Pemkab. Akhirnya, mereka membubarkan diri dan mengancam akan terus melakukan aksi, serta mengawal kebijakan Pemkab yang tidak pro rakyat. (mg29/mardiana/jarkasih)