Pengawasan Jalan Banten Selatan Terkendala Anggaran
SERANG,SNOL— Pemprov Banten mengaku terbentur anggaran untuk melakukan penindakan dan pengawasan jalan di wilayah selatan Pandeglang dan Lebak.
Masalah lainnya, yakni minimnya kesadaran pengusaha di wilayah itu dalam memelihara infrastruktur.
Plt Gubernur Banten Rano Karno, mengatakan tiga portal yang
rusak akibat ditabrak oleh kendaraan besar melibihi tonase, tidak bisa diperbaiki dalam waktu dekat ini. Begitupun tiga portal yang akan dibangun. “Akan dianggarkan di APBD Perubahan ini, tidak bisa dilakukan sekarang,” katanya singkat, Kamis (14/5).
Masalah itu juga diakui Kepala DBMTR Banten, Widodo Hadi. Dia mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan seluruh jajaran stafnya dalam mengupayakan optimalisasi pengawasan jalan di wilayah selatan, termasuk dengan Dishubkominfo. “Kita coba rapatkan lagi mengenai kerusakan tiga portal yang ada di simpang Malingping, Saketi dan Bayah,” ujarnya singkat.
Kepala Dishubkominfo Banten, Revri Aroes mengaku telah berkoordinasi dan melaporkan kerusakan portal yang ada di tiga simpang Banten Selatan, namun dirinya tidak memiliki kewenangan untuk memperbaiki. “Itu ada di DBMTR, yang pasti kami sudah sampaikan, memang ini menyangkut anggaran,” kilahnya.
Revri menegaskan, pembangunan sembilan portal di wilayah Selatan Banten belum bisa dilakukan seluruhnya. “Dari sembilan, baru enam dan sekarang tiga portal itu dalam kondisi rusak karena ditabrak oleh kendaraan yang membawa alat berat dan batu bara,” ujarnya.
Pantauan di lapangan, meski telah dipasang portal dengan tujuan, agar kendaraan yang melebihi tonase diatas 8 ton tidak bisa melintas di jalan provinsi, namun faktanya dalam satu hari kendaraan yang lalu lalang jumlahnya ratusan.
Selain portal rusak, minimnya petugas dari gabungan polisi militer, Polres Lebak dan Dishubkominfo membuat jalan-jalan di wilayah itu cepat rusak. Akibatnya, jalan yang baru dibangun atau diperbaiki dalam hitungan beberapa minggu sudah rusak kembali.
Diduga, lemahnya pengawasan terjadi lantaran kendaraan besar yang melintas adalah kendaraan milik penguasa setempat dan kendaraan proyek pabrik besar seperti PT Semen Merah Putih. “Kami sudah melakukan uapaya keras agar kendaraan melebihi dari 8 ton tidak bisa lewat, tapi kami selalu kecolongan. Ditambah sekarang portal rusak belum diperbaiki, “kata Kasi Kasi Pembinaan dan Pengendalian pada Dishubkominfo Banten, Yudhi Yuniardhi.
Pihaknya sudah meminta kepada DBMTR baik lisan maupun tetulis, agar portal yang rusak segera diperbaiki. “Sejak tiga bulan lalu tiga portal ditabrak dan rusak atasnya, sampai sekarang DBMTR belum melakukan perbaikan. Harusnya tanpa kita minta dan surati diperbaiki oleh mereka,” ungkapnya. (metty/mardiana/jarkasih)