Menteri Afrika Kagumi Sepatu Buatan Tangerang
TIGARAKSA,SNOL—Kelihaian para pembuat sepatu di Tangerang membuat para menteri dari benua Afrika terkagum-kagum. Kekaguman itu terungkap ketika rombongan menteri yang membidangi pariwisata,
industri kecil dan menengah Afrika dan ASEAN berkunjung ke PT Anggiomultimex di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Kamis (14/5). Menteri, delegasi dan pengusaha itu tergabung dalam Forum of SME’s Africa ASEAN.
Sesampainya di PT Anggiomultimex, si pemilik perusahaan pun mengajak rombongan berkeliling pabrik. Para menteri dari Afrika itu terlihat antusis melihat kegiatan pabrik yang memproduksi sepatu untuk diekspor tersebut. Menteri Pengembangan Usaha dan Entrepreneur Seychelles, Bernstrong beberapa kali melemparkan pertanyaan ke pemilik perusahaan.
“Apakah ini (sepatu) diekspor ke Afrika?”ujar Bernstrong saat berkeliling pabrik seperti dilansir detik.com, Kamis (14/5). Ketika diiyakan oleh si pemilik perusahaan, menteri dari Afrika ini langsung terkaget-kaget. Ia mengaku tidak sadar bahwa sepatu merk Lacoste, Oakley, hingga Dolce Gabbana diproduksi di Tangerang.
“Saya sering jalan-jalan dan melihat sepatu Lacoste di Afrika, tapi saya tidak pernah lihat di dalamnya ada tulisan made in Indonesia. Ini bagus sekali, saya terkejut,” ujarnya.
Ia terkejut sekaligus terkesan oleh hasil karya bangsa Indonesia yang dipakai oleh banyak orang di seluruh dunia. Menteri UKM Zimbabwe, Sitehmbiso Nyoni, juga memperlihatkan reaksi yang hampir sama. Selama kunjungan, Nyoni antusias bertanya banyak hal, mulai dari bahan baku sepatu hingga negara tujuan ekspor.
“Saya sangat terkesan,” ujar Nyoni.
Anggiomultimex, Subagyo Lembono mengungkapkan pabriknya memproduksi sepatu bermerek terkenal seperti Oakley, Dolce Gabbana hingga Lacoste. Pabriknya memiliki 2.000 karyawan. Menurut Subagyo, selain dapat kontrak memproduksi sepatu merek terkenal, perusahaan beromzet Rp 500 miliar per tahun ini juga punya merek sendiri yang digemari orang asing.
“Kita punya produk MBT (Masai Barefoot Technology). Selebritas dunia banyak yang pakai, dan kemarin juga di 2012 seluruh keluarga kerajaan Arab pakai produk dari kita,” ujarnya ketika ditemui di pabriknya, Kamis (14/5). Ia mengatakan, produksi sepatu di perusahaannya mencapai 250.000 pasang tiap bulan. Hasil produksinya sebanyak 90 persen dikirim ke luar negeri dan sisanya untuk konsumsi dalam negeri.
“Ekspornya hampir ke seluruh dunia,” katanya.
Pabrik yang terletak di Tangerang ini mempekerjakan 2.000 orang yang seluruhnya warga negara Indonesia. Perusaaan yang berdiri sejak 1991 ini melakukan seluruh produksi sepatu dari awal sampai akhir.
“Mulai dari pembuatan pola desain semuanya diserahkan kepada kita. Jadi ada dua cara pelanggan minta pembuatan sepatu. Pertama dia sudah punya standar dan tinggal diikuti, dan yang kedua kita mengusulkan desain,” ujarnya.
Dalam kunjungan itu, hadir delegasi seperti Menteri Pengembangan Usaha dan Entrepreneur Seychelles, Bernstrong; Wakil Menteri Pariwisata Seychelles, Ann Lafortune; lalu Mr Al Siddiq Menteri Industri Sudan bersama dirjennya. Kemudian Olosegub Aganga Menteri Industri Nigeria bersama dirjennya. Selain itu ada Sitehmbiso Nyoni, Menteri UKM Zimbabwe; Adan Mohamad, Menteri Industri dan Usaha Kenya; Pholsena, Menteri Industri dan Perdagangan Laos; Maung Myint, Menteri Indutsri Myanmar; Yahya Bakar, Menteri Industri dan SDA Brunei; Abdi Osman, Menteri Industri dan Perdagangan Somalia; dan Antonio Conceicao, Men Indag Timor Leste bersama dirjennya. (dtc/gatot)