Pesawat Latih Jatuh, Pilot Terbakar

PAMULANG,SNOL—Insiden kecelakaan pesawat terbang terjadi di Bandara Pondok Cabe Pamulang, Tangerang Selatan, kemarin. Sebuah pesawat latih tipe Swayasa single seater jatuh dan terbakar saat mendarat di landasan. Sang pilot, Sugeng, menderita luka bakar hingga 70 persen akibat peristiwa nahas tersebut.

Penanggungjawab sementara (Pjs) Corporate Secretary Pelita Air, Hardjianto, mengatakan, pesawat tersebut berada di bawah naungan Federasi Aerosport Indonesia (FASI) dalam rangka latihan SEA Games. Hanya satu pesawat yang menjalani latihan pada hari Kamis itu.

“Pesawat dari Palembang landing di bandara Pondok Cabe, jatuh sekitar pukul 11.50 WIB. Pesawat itu punya FASI. Aircraft registrasi PKS-317,” ujar Hardjianto ditemui di Pangkalan Udara Pondok Cabe. Pesawat terjatuh di kontak permukaan 30 meter di luar median runway, persis di taxiway B depan hanggar II dalam keadaan terbalik. Yakni dengan posisi ban diatas sedangkan atapnya berada di bawah.

“Kemudian, sang pilot, Sugeng, keluar dari pesawat dengan keadaan tubuh sudah terbakar,” ujar Hardjianto. Melihat kondisi Sugeng, beberapa petugas yang melihat langsung menolongnya dan melarikannya ke Rumah Sakit Bhakti Husada yang tak jauh dari lokasi Pondok Cabe.

Kemudian pada sore harinya, korban di bawa kembali ke Rumah Sakit Pertamina, untuk mendapatkan pertolongan lanjutan. Setelah kejadian tersebut, kondisi pesawat terbakar hingga menyisakan rangka dan engine frame saja.

Namun, belum diketahui penyebab pesawat tersebut terjatuh. Pasalnya, api diketahui muncul pertama kali dari arah ruang mesin pesawat. “Masih dalam penyelidikan, kami belum bisa menyimpulkan hingga saat ini,” ujarnya.

Setelah menerima laporan kejadian tersebut, pihak Pelita Air melaporkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyampaikan tindakan yang sudah dilakukan hingga Kamis (7/5) petang.

Hardjianto juga menerangkan, pada awal kecelakaan pesawat, dia menutup Bandara Pondok Cabe. Baik dari lalu lintas pesawat ataupun dari awak media. Meski begitu, dari Jalan Raya Pondok Cabe, terlihat jelas kepulan asap terbakarnya pesawat kecil tersebut.

“Memang sudah prosedurnya. Lagi pula, pesawat tersebut juga milik FASI, jadi kami memiliki kewajiban untuk menjaga privasinya,” ungkap Hardjianto.

 Sejumlah warga di sekitar lapangan terbang Pondok Cabe tidak menyadari bahwa peristiwa kebakaran yang terjadi Kamis (7/5) siang berasal dari sebuah pesawat. Sebab, tidak ada suara ledakan saat terjadinya kebakaran itu.

“Oh tadi memang ada asap tinggi besar. Kira-kira pukul 11.00-an. Tetapi saya tidak tahu kalau yang terbakar adalah pesawat. Tidak ada ledakan. Saya kira lagi bakar ban,” ucap Omban, salah satu pedagang di kawasan Jalan Raya Pondok Cabe yang persis bersebelahan dengan lapangan terbang.

Sementara itu, salah satu warga mengungkapkan bahwa area lapangan terbang Pondok Cabe sering digunakan mahasiswa praktik untuk kegiatan terjun payung dan pemadaman api. Oleh karena itu ia beranggapan bahwa kejadian kebakaran pada Kamis siang sebagai salah satu bentuk latihan penanggulangan bencana.

“Biasanya di sini sering ada kegiatan dari mahasiswa, terjun payung atau siram-siram pemadam kebakaran. Makanya saya kira tadi asap yang besar itu jadi bagian latihan mereka,” sebut Agus, salah satu warga sekitar yang ditemui Kamis sore. (pramita/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.