Demam Berdarah Serang Ciakar
PANONGAN,SNOL—Penyakit demam berdarah dengue mengganas di Desa Ciakar Kecamatan Panongan. Sebanyak 15 warga Ciakar terbaring akibat sengatan nyamuk Aedes Aegypti dalam dua bulan terakhir.
Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Ciakar Anis Rahmatullah menyatakan dari 15 penderita DBD, mayoritas merupakan anak-anak. Anis mengaku sudah berkoordinasi dengan Puskesmas maupun anggota PKK di desanya perihal penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aegypti tersebut. Dari hasil investigasi di lapangan ternyata ada tiga kampung yang endemis Aedes Aegypti yakni kampung Cukanggalih, Cipare serta kampung Ciakar.
“Untuk antisipasi penyebaran penyakit ini, saya sudah melakukan fogging atau pengasapan di beberapa lokasi yang dinyatakan endemis. Di lokasi itu, ditemukan banyak warga yang terserang penyakit DBD serta ditemukan jentik dan sarang nyamuk,”ujarnya saat ditemui di kantornya.
Selain itu ia juga mengimbau kepada warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Karena pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa saja. Dia mengharapkan jika ada warga atau keluarga yang diduga mengalami gejala DBD untuk segera melapor dan periksa kesehatan serta darahnya.
Kepala Urusan Umum Desa Ciakar, Budi mengungkapkan saat ini penyakit DBD meningkat karena masih banyaknya kebun kosong, empang dan kurangnya kesadaran warga untuk menjaga lingkungan serta faktor cuaca. Kebanyakan yang terserang penyakit DBD di Kampung Cukanggalih di Rt 1 Rw 1.
Budi menjelaskan DBD awalnya menyerang keluarga Kosam (50), warga kampung Cukanggalih Rt 01 RW 01. Penyakit itu selanjutnya menular kepada empat keluarga lainnya pada bulan Maret. Satu bulan berikutnya, tepatnya di bulan April, penyakit DBD bergeser ke RT 02 RW 01 dan menjangkiti empat keluarga.
“Saya berharap kalau ada keluhan dari warga, pihak Puskesmas cepat menanggapi dan cepat ke lokasi karena kasihan warga banyak yang sakit”ujarnya seraya menambahkan Desa Ciakar dihuni 27 ribu jiwa dengan luas wilayah 736,9 hektar.
Kosam (50), Warga Kampung Cukanggalih Rt 01 RW 01 mengungkapkan DBD menyerang istri dan cucunya. Semua berlangsung dalam kurun waktu satu pekan.
“Awalnya istri saya yang sakit. Setelah sembuh berselang seminggu cucu saya tertular penyakit DBD. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh,”ungkapnya. (mg26/gatot)