Rano Tangisi Kepergian Pepeng
SERPONGUTARA,SNOL—Setelah sepuluh tahun melawan penyakitnya, Ferrasta Soebandi atau akrab disapa Pepeng, menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (6/5) pukul 10.05 wib di Rumah Sakit Puri Cinere Jakarta Selatan. Kepergian sang komedian ditangisi keluarga, kerabat dan sahabatnya. Termasuk pelaksana tugas Gubernur Banten Rano Karno yang datang ke pemakaman sahabatnya itu.
Rano bersama istrinya Dewi Karno mendatangi tempat pemakaman umum (TPU) Jelupang Kecamatan Serpong Utara Utara, Kota Tangsel lebih awal dari iring-iringan jenazah almarhum. Tak lama berselang, mobil jenazah yang mengangkut keranda almarhum Pepeng tiba di pemakaman. Sebelum jenazah diturunkan, Rano lebar lebih dulu mengecek panjang dan kedalaman liang lahat tempat peristirahatan terakhir sahabatnya itu.
Saat mengecek, Rano tampak tak puas karena menganggap ukuran panjang lubang makam tidak mencukupi. “Almarhum tingginya itu 185 loh! Ini ukuran panjangnya berapa? Kedalamannya? Coba diukur ulang,”perintahnya yang langsung disahuti tukang gali kubur setempat. Dengan dibantu beberapa sanak keluarga, beberapa tukang gali kubur mengukur ulang. Benar saja, panjang makam tersebut hanya 180 cm saja. Rano pun meminta tukang gali untuk menambahnya menjadi 200 cm atau 2 meter. Hanya berselang 10 menit kemudian, makam pun sudah rampung digali ulang.
Keranda yang membawa jenazah Pepeng selanjutnya diturunkan dari mobil. Tampak anak pertama almarhum yang biasa dipanggil Mamas berada di liang lahat beserta dengan sanak keluarga lainnya. Tubuh Pepeng yang sudah dikafani perlahan langsung dibopong menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Suasana seketika hening. Sesekali terdengar isak tangis istri almarhum Utami Ferrasta dan beberapa kerabat yang ditinggalkan. Sampailah tiba pada pembacaan doa untuk mengiringi kepergian presenter yang terkenal dengan membawakan acara kuis itu.
Rano Karno pun menyampaikan sepatah dua kata kenangan terakhirnya dengan almarhum. Sembari terisak, dia menceritakan mengenal baik pria bertubuh besar yang dianggapnya sudah sebagai saudara sendiri.
“Dia orang baik, kepala keluarga yang sangat bertanggung jawab dan sayang dengan anak istrinya. Tidak mudah menyerah, tidak pernah mengeluh, apalagi meminta,” ujarnya dengan nada terbata diiringi air mata yang tidak ada hentinya keluar dari kedua sudut matanya. Sesekali dia menghapus air mata yang terus keluar dari balik kacamatanya. “Saya sangat kehilangan, tapi tetap harus ikhlas. Ini yang terbaik untuk dia,” ujarnya lirih. Sementara di hadapan Rano Karno, tampak istrinya Dewi Rano yang terus mendampingi Utami Ferrasta.
Pemakaman pun berjalan dengan lancar. Sesudah memakamkan, Rano menceritakan terakhir kali berhubungan dengan almarhum pada beberapa hari lalu. Saat itu, Pepeng mengeluh lelah menghadapi penyakit langka multiple sclerosis yang diidapnya selama sepuluh tahun terakhir.
Pada saat melakukan komunikasi melalui blackberry messager (BBM) itu, Pepeng sempat meminta istri Rano membuatkan bubur sumsum untuknya. “Kalau sudah minta gitu, istri saya membuatkan dan langsung mengantarkannya ke rumahnya di Depok,” kata Rano.
Dia tak menyangka kalau bubur sumsum itu ternyata permintaan terakhir dari sahabatnya. Rano mengaku jika Pepeng masuk rumah sakit, dia selalu dikabarkan pihak keluarga. Namun tidak kali ini. Bahkan ketika menghembuskan nafas terakhir kalinya, Rano pun tidak diberitahu.
“Saya kroscek sendiri, tanya sana sini. Ternyata benar, akhirnya saya datang ke rumah duka dan ikut sampai ke sini,”tuturnya.
Muslim, salah seorang kerabat Pepeng mengatakan wajah sahabatnya terus tersenyum mulai dari menghembuskan nafas terakhir sampai dikafani. “Saya lihat almarhum saat akan dimandikan sekitar jam 1 siang. Wajahnya tersenyum, semoga beliau Khusnul Khatimah, amin,” ujarnya.
Muslim mengaku, mengenal almarhum sebagai sosok muslim yang taat beragama. Bahkan dia selalu peduli dengan aksi kemanusiaan apapun untuk Palestina.
Sementara itu, di pemakaman yang berada di RT 051 RW 07 Kelurahan Jelupang Kecamatan Serpong Utara itu, tampak dikerumuni ratusan warga sekitar. Mereka mengaku ingin melihat langsung prosesi pemakaman presenter sekaligus pelawak favorit mereka.
“Saya ingat, dulu setiap pagi dia membawakan acara ‘Jari-Jari’. Itu acara sukses sekali, makanya saya terkenang sampai sekarang,”ujar salah seorang warga Perumahan Asri Griya Serpong Utara, Sulastri. (pramita/gatot)