Laba Alam Sutera Naik Tipis
JAKARTA,SNOL—Laba komprehensif -PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) di kuartal I-2015 tercatat relatif stagnan. Walau mengalami peningkatan namun jumlahnya terbilang kecil yakni hanya sebesar 2% dari Rp 314 miliar pada kuartal pertama 2014 menjadi Rp 320 miliar.
Marjin pendapatan komprehensif turun dari 36% di kuartal I-2014 menjadi 32% di kuartal I-2014. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 990,7 miliar di kuartal I-2015 atau naik sebesar 14% dari Rp 871,1 miliar di periode yang sama tahun lalu.
“Pada kuartal pertama tahun ini, arus pendapatan Alam Sutera secara keseluruhan cukup kuat, terutama yang berasal dari penjualan tanah kavling,” kata Presiden Direktur Alam Sutera Purbaja Pantja keterangan tertulis, Jumat (1/5).
Purbaja menjelaskan, pendapatan tanah kavling mengalami pertumbuhan yang pesat sebesar 176% dari Rp 258,8 miliar pada kuartal pertama 2014 menjadi Rp 713,1 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015.
Pendapatan berulang dan pendapatan lainnya juga mengalami peningkatan yang sehat sebesar 28% dari Rp 67,4 miliar pada kuartal pertama 2014 menjadi Rp 86,0 miliar untuk periode yang sama tahun lalu.
Namun pendapatan dari penjualan rumah dan rumah toko menurun dari Rp 545,0 miliar pada kuartal pertama 2014 menjadi Rp 191,6 miliar dibandingkan dengan kuartal pertama 2015.
Laba bruto tumbuh sebesar 84% dari Rp 415,5 miliar pada kuartal pertama 2014 menjadi Rp 765,6 miliar untuk periode yang sama tahun ini. Dengan demikian, marjin laba bruto meningkat dari 48% menjadi 77%.
Laba usaha meningkat sebesar 96% dari Rp 334,1 miliar pada kuartal pertama 2014 menjadi Rp 655,1 miliar di kuartal pertama tahun ini. Marjin pendapatan operasional juga membaik dari 38% menjadi 66%.
EBITDA juga mengalami peningkatan sebesar 97% dari Rp 348,9 miliar di kuartal pertama 2014 menjadi Rp 687,6 miliar untuk periode yang sama di 2015, sehingga marjin EBITDA mengalami perbaikan dari 40% menjadi 69% di masing-masing periode.
“Hal ini merupakan pencapaian kuartal EBITDA tertinggi selama tiga tahun terakhir. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya penjualan tanah kavling komersil dengan marjin yang tinggi,” jelasnya.
Perseroan sudah melunasi 2017 Bond pada tanggal 1 April 2015, dengan demikian utang obligasi menurun ke US$ 460 juta. Di awal April 2015, Perseroan juga membuat kontrak hedging baru untuk nilai US$ 60 juta yang bisa memberikan proteksi nilai tukar Rp 13.000/US$ sampai Rp 14.500/US$.
Posisi hedging yang baru ini akan membantu mengurangi kerugian nilai tukar uang apabila Rupiah terus melemah. Perseroan akan terus memantau posisi hedging Perseroan.
“Walaupun kondisi ekonomi global maupun nasional diprediksi volatil, kami yakin Alam Sutera akan tetap meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga kami dapat terus melanjutkan pertumbuhan secara organik dan mencapai target yang telah ditetapkan,” tutup Purbaja. (dtk)