Empat Pelajar Disetrap Baca Pancasila

TIGARAKSA,SNOL—Pengguna sepeda motor di bawah umur di Kabupaten Tangerang rupanya masih tinggi. Hal itu terlihat dari empat siswa dan siswi yang terjaring razia lalu lintas Satlantas Polresta Tangerang di bunderan Jalan Raya Tigaraksa-Pemda, Senin (27/4).

            Operasi yang digelar Satlantas Polresta Tangerang bersama Dinas Perhubungan (Dishub) ini dimulai sekitar pukul 13.00 wib. Sasarannya pengendara yang melintasi bunderan Jalan Raya Tigaraksa-Pemda, dari arah Jalur Lingkar Selatan (JLS) maupun dari arah Bugel. Cuaca cukup terik saat itu, sehingga banyak pengendar motor yang melintas, termasuk 4 siswa dan siswi tersebut.

            Setelah memasang plang operasi kepolisian pemeriksana surat-surat kendaraan, puluhan petugas langsung siaga. Kendaraan yang melintas diminta berhenti dan menunjukkan surat-surat termasuk yang tidak menggunakan kelengkapan berkendara, seperti helm. Hasilnya 5 motor berhasil diamankan karena tidak dilengkapi surat-surat, diantaranya dua motor yang dikendarai siswa-siswi tersebut.

            Ramdhani dan Kartika siswa SMAN 6 Kabupaten Tangerang bersama dua temannya dari sekolah ini dinilai melanggar lalu lintas karena tidak menggunakan helm, belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Bahkan, satu motor yang dikemudikan mereka pun tidak dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Hasilnya, 2 motor pelajar ini tidak ditilang, sementara 3 motor pengendara lainnya ditilang.

            Namun, polisi memberikan sanksi kepada keempat siswa SMAN 6 ini yaitu disetrap di belakang plang operasi kepolisian dengan hormat sambil membacakan Pancasila. Sanksi ini dianggap lebih persuasif untuk para pelajar yang tetap nekat menggunakan motor, tanpa helm dan surat-surat kendaraan.

            Salah satu pelajar, Kartika mengaku dirinya hendak pulang ke rumah setelah usai mengikuti proses belajar mengajar di sekolahnya. Namun karena tidak menggunakan helm ia beserta tiga orang temannya terjaring razia polisi. “Enggak tahu kalau ada razia, setiap hari juga selalu lewati sini,” katanya setelah menjalani hukuman.

            Siswa lainnya Ramdhani mengaku baru pertama kali terjaring razia. Menurutnya, sanksi yang diberikan oleh polisi cukup membuatnya jera untuk tidak berkendara tanpa helm lagi di kemudian hari. “Kapok, enggak mau lagi kalau enggak pakai helm,” tukasnya.

            Kepala Tim Operasi BM Wal Barat Aiptu Asep Dedi Budiman mengatakna, petugas gabungan dari kepolisian Polresta Tangerang dan Dishub melakukan penilangan terhadap 3 dari lima motor yang terjaring razia, karena tak dilengkapi surat-surat dan tidak menggunakan helm.

            “Untuk pelajar tidak kami kenakan tilang mengingat mereka hanya anak-anak sekolah, tapi kami kenakan hukuman hormat sambil mengucapkan Pancasila. Setelah itu kami lepaskan kembali,” tukasnya.

            Asep menambahkan, razia ini dilakukan dalam mengantisipasi adanya pelanggaran kendaraan bermotor khususnya roda dua yang melintas dijalur ini. Serta menindaklanjuti perintah Kapolres melalui Kasat Lalu Lintas untuk lebih giat operasi kendaraan roda dua dan juga roda empat mengenai kelengkapan surat-surat.

            “Mudah-mudahan para pelaku tindak kejahatan begal maupun pencurian kendaraan bermotor jadi kapok dan tidak lagi beroperasi. Sejauh ini hanya ada kendaraan yang tidak dilengkapi dengan surat-surat. Mereka semua kami kenakan tilang. Alasannya mereka beragam, ada yang ketinggalan, ada pulang yang bilang enggak bawa dompet. Tapi kami enggak terima alasan, jadi kami tindak semua,” pungkasnya. (mg27/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.