Ribuan Warga Baduy Merangsek ke Pendopo
LEBAK,SNOL– Dari sekitar 2000 orang warga suku baduy dalam dan baduy luar, sedikitnya 70 orang diantaranya nekad berjalan kaki tanpa menaiki kendaraan apapun dan tanpa menggunakan alas kaki. Mereka harus menempuh perjalanan sekitar 8 jam untuk sampai ke pendopo Bupati Lebak. Hal itu dilakukannya, dalam rangka kegiatan seba gede baduy tahun 2015.
Salah seorang warga baduy dalam Ayah Karmain (30) mengatakan, dirinya berangkat dari baduy dalam, sekitar pukul 05.00 Wib, dan sampai di wilayah Pemkab Pukul 14.00 Wib. Ia dan warga baduy dalam lainnya tidak menggunakan kendaraan apapun, hanya jalan kaki tanpa alas kaki apapun.
Walaupun diguyur hujan, mereka tetap melanjutkan perjalanannya tidak berhenti atau meneduh. “Kami sangat menjaga budaya warisan leluhur, jadi mau kemana-mana juga tidak menggunakan kendaraan apapun. Walaupun cuacanya hujan, kami terus melakukan perjalanan dan tidak berhenti. Hari ini (Jumat,red) kami datangi Pemkab untuk silaturahmi melaksanakan seba baduy, yang sudah menjadi kewajiban budaya tiap tahunya,” kata Karmain, Jumat (24/4).
Warga baduy dalam sangat dilarang menggunakan kendaraan. Walau hujan deras dan seluruh tubuhnya basah kuyup, mereka lebih memilih jalan kaki karena demi menjaga budaya warisan nenek moyangnya. Kalau warga baduy luar, diperbolehkan menggunakan kendaraan.
“Enakan hujan sih, asal kuat menahan dingin. Daripada jalan kakinya pas panas, kaki terasa melepuh kalau nginjek aspal,” tambahnya.
Jaro Samin menambahkan, warga baduy dalam sekitar 70 orang dan baduy luar sebanyak 1.930 orang. Total jumlah warga suku baduy yang mengikuti seba baduy gede tahun 2015 ini, sekitar 2.000 orang, dan semuanya laki-laki. Seba baduy ini dilakukan pas selesai panen. Hasil panen yang akan diberikan ke Pemkab seperti, beras, pisang, tales dan hasil alam lainnya. “Katanya acara seba baduy gede di Lebak akan dimulai sekitar pukul 19.30 Wib. Selesai dari sini, besoknya (Hari ini,red), kami akan melanjutkan perjalanan ke Serang untuk bersilaturahmi ke Gubernur Banten. Harapan kami, budaya ini tidak punah dan harus terus dijaga keutuhannya,” harapnya. (mg29/mardiana/jarkasih)