Harga Anjlok, Petani Rumput Laut Teriak

KRONJO,SNOL—Para petani rumput laut di Pulau Cangkir Kecamatan Kronjo mengeluhkan penurunan harga rumput laut sejak April 2014. Penurunan harga bahan baku untuk pembuatan tepung ini bahkan 2 kali terjadi dan dikhawatirkan terus berlangsung hingga akhir tahun ini.

Pengepul Rumput Laut dari Koperasi KBMM Jakarta, Baehaki mengungkapkan, saat ini harga jual rumput laut terus mengalami penurunan. Ia merasa kasihan kepada para petani karena harus menanggung rugi akibat penurunan harga jual. Pihaknya mengharapkan pemerintah turun tangan agar harga rumput laut kembali normal seperti semula.

            “Harga rumput laut sudah dua kali mengalami penurunan, diperkirakan sejak April 2014 hingga kini, dari harga awal Rp9.500 per kg menjadi Rp8.000 per kg. Penurunan ini dikarenakan adanya larangan ekspor rumput laut oleh pemerintah pusat,” ungkapnya saat Satelit News, di gudang penyimpanan rumput laut, Kamis (16/4).

            Lanjut Baehaki, para petani saat ini memerlukan bibit unggul rumput laut agar harga jual mampu bersaing denga yang lain. Saat ini para petani hanya bisa menjual ke para pengepul yang ada di wilayah Kronjo yang nantinya di kirim ke PT Agarindo Bogatama yang berada di Kecamatan Pasar Kemis.

            “Petani mengharapkan bantuan dari pemerintah terutama masalah bibit rumput laut supaya harga jual kembali normal. Untuk saat ini diwilayah kecamatan kronjo ada 70 hektar lebih yang membudidayakan rumput laut,” jelasnya.

            Salah satu petani rumput laut, Kemisan (59) mengatakan, penurunan harga jual rumput laut membuat para petani kelimpungan karena terbebani tingginya biaya perawatan. Ia juga mengaku, untuk menghasilkan rumput laut yang bagus harus dibarengi juga dengan budidaya ikan bandeng.

            “Jika kualitasnya nomor satu, rumput laut bisa diterima di pabrik yang berada di Pasar Kemis. Para petani hanya ingin minta bantuan bibit rumput laut yang bagus saja, supaya harga jualnya juga bagus,” katanya saat ditemui di tambaknya.

            Bukan hanya itu saja, kata Kemisan, para petani juga memerlukan bantuan modal untuk usaha mengembangkan budidaya rumput laut agar dapat bersaing. Saat ini para petani hanya bisa menanam rumput laut jenis Grelesia, yang merupakan rumput laut yang bisa hidup di tambak.

            Petani rumput laut lainnya, Omay (53) mengatakan, saat ini para petani membutuhkan tambahan modal untuk bisa mengembangkan budidaya rumput laut agar hasilnya lebih bagus lagi. Ia mengharapkan pemerintah agar lebih memperhatikan para petani rumput laut yang mulai mandiri. “Saya berharap agar rumput laut di wilayah Kronjo lebih terkenal kualitasnya dan merupakan penghasil rumput laut,” pungkasnya.

            Omay pun menjelaskan, rumput laut juga tidak bisa hidup di musim banjir atau musim kemarau karena rumput laut hidup di air yang stabil. Saat musim hujan harga jual rumput laut juga turun karena tidak bisa dijemur. “Rumput laut bisa dipanen dalam umur dua bulan sekali,” ucapnya. (mg26/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.