Panggung Utama Bedah Desa Pesisir Roboh
LABUAN,SNOL—Masyarakat dan tamu undangan yang hadir dalam acara Bedah Desa Pesisir, di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Selasa (7/4) kaget saat angin puting beliung datang tiba-tiba dan merobohkan panggung utama.
Pejabat dari Pemprov Banten, Kementerian UMKM serta tamu undangan lainnya yang sedang melakukan penanaman pohon secara simbolis di sekitar lokasi kegiatan pun lari karena kaget. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun dua orang dikabarkan mengalami luka ringan.
Menteri UMKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Rano Karno, Kepala Staf AL, Laksamana Ade Sopandi, Kapolda Banten, Boy Rafi Amar yang hadir dalam acara itu selamat, karena saat kejadian mereka sedang menanam pohon secara simbolik di luar panggung utama.
Pantauan di lapangan, saat kejadian tidak terlalu banyak tamu yang berada di sekitar panggung. Pejabat baik dari Pemprov Banten maupun dari kementerian serta pejabat TNI AL sedang melakukan penanaman pohon. Saat itulah tiba-tiba angin kencang datang dan panggung utama roboh.
Juhdi, salah seorang warga mengungkapkan, peristiwa tersebut memang sangat mengagetkan warga dan pengunjung lainnya. Sebab saat warga berbondong-bondong hadir dalam acara tersebut, tiba-tiba ada angin kencang.
“Memang anginnya sangat kencang, sampai panggung utama roboh. Masyarakat yang sedang berkumpul pun langsung berhamburan karena kaget dan takut ketimpa panggung yang roboh,” katanya.
Terpisah, Sekretaris Desa Teluk, Untung Nuridin saat dihubungi melalui telpon selulernya mengatakan, peristiwa yang terjadi itu karena faktor alam. Dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya ada dua orang yang mengalami luka ringan, satu anak kecil dan satu dewasa.
Dia juga langsung melakukan pendataan khawatir ada warga atau pengujung yang terluka parah atau masih terjebak di dalam reruntuhan panggung utama. “Kalau peristiwa alam kita juga tidak bisa memprediksi, meskipun persiapan-persiapan awal sudah dilakukan. Dan memang Angin kencang di sini sering terjadi. Tidak ada korban jiwa, kalau luka ringan memang ada. Langsung dibawa ke posko kesehatan untuk mendapatkan penanganan,” ungkapnya.
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Ade Sopandi mengatakan, peristiwa yang terjadi tersebut merupakan kejadian alam yang tidak diduga-duga. Dia membantah kalau panggung yang ambruk karena adanya kesalahan teknis.
“Kejadian ini karena faktor alam, bukan karena kesalahan tehnis, karena kita juga tidak bisa menduga kejadian alam ini,” katanya.
Terkait dengan kegiatan, Laksamana Ade Sopandi menyatakan bahwa operasi bhakti yang dilakukan TNI AL dalam bentuk Bedah Desa Pesisir itu bisa menjadi model bagi pemerintah daerah membantu para nelayan di sekitarnya. Tujuan kegiatan tersebut, lanjutnya, sebagai upaya membantu para nelayan meningkatkan kesejahteraan serta pembinaan terhadap SDM serta lingkungan daerah pesisir.
Program tersebut dilaksanakan selama satu bulan sejak 10 Maret hingga 10 April, diisi dengan berbagai kegiatan social dan dan pembangunan fisik.
Mulai dari renovasi Tempat Pelelangan Ikan, renovasi musola, renovasi madrasah, pembangunan rumah pintar, pembuatan MCK, pembangunan rumah nelayan atau bedah rumah, pembuatan sistem pengolahan air laut menjadi air bersih, pembuatan bangunan prasasti dan monumen serta kegiatan non fisik seperti pengobatan gratis, sunatan massal, penyuluhan dan lainnya.
Menteri UMKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, kegiatan Bedah Desa Pesisir yang dilakukan oleh Dinas Pembinaan Potensi Maritim (Dispotmar) TNI AL itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. “Dalam rangkaian kegiatan ini, pemerintah pusat melalui Kementerian UMKM akan memberikan bantuan kewirausahaan bagi keluarga nelayan sebanyak kurang lebih 300 orang,” kata dia.
Rano Karno menyatakan sangat mendukung program Bedah Desa Pesisir yang dilakukan oleh Dispomar TNI AL tersebut. Dia menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan contoh bentuk kerjasama antara TNI AL dengan kementerian serta Pemprov Banten.
Rano mengungkapkan, Banten dengan potensi pantai serta laut yang besar itu, memiliki 130 desa pesisir dan 35 kecamatan pesisir serta 61 pulau-pulau kecil di Banten. “Kegiatan ini sebagai awal dan menjadi contoh bagi pihak terkait untuk bisa dikembangkan di daerah lainnya di Indonesia,” pungkasnya. (cr3/igo/bnn)