Barito Pacific Berencana Bangun Kawasan Industri di Tangerang

BITUNG,SNOL— PT Barito Pacific Tbk, berencana mengembangkan Griya Idola Industrial Park (GIIP) di kawasan Bitung, Kabupaten Tangerang. Rencana tersebut dilakukan guna menjawab tingginya minat akan lahan kawasan industri dan pergudangan di kawasan Tangerang dan sekitarnya.

Menurut Senior Associate Director Industrial Services Colliers International Indonesia, Rivan Munansa, GIIP dikembangkan melalui anak usaha PT Barito Pacific Tbk yakni PT Griya Tirta Asri yang merupakan sayap bisnis properti bisnis yang dirintis Prajogo Pangestu.

“Di lahan seluas sekitar 50 hektar didalamnya tidak hanya kavling-kavling untuk industri, melainkan juga dikombinasikan dengan berbagai macam fungsi yang mendukung kebutuhan industri,” papar Rivan, Selasa (7/4).

GIIP, lanjut Rivan, berbeda dibanding kawasan industri lainnya. Properti ini mengintegrasikan lahan industri dengan gudang multiguna, service center, perkantoran, workshop, ruko, dan ruang ritel sebagai fasilitas penunjang. GIIP dilengkapi juga dengan fasilitas pengolahan air bersih, dan air limbah.

“Selain itu, mengakomodasi kebutuhan tiga hingga empat besar penyewa sebagai major anchor, dan menarwakan area untuk dikembangkan dengan skema built to suit atau dibangun sesuai kebutuhan dan permintaan spesifik calon penyewa,” tutur Rivan.

Ada pun harga sewa pergudangan dan kavling industri, menurut Rivan tidak jauh beda dengan kawasan-kawasan industri lainnya di Bekasi Timur, Cikarang, maupun Cilegon.

Secara umum, bisnis kawasan industri di Jadebotabek, dan Serang-Cilegon, pada kuartal I 2015 relatif stabil. Pertumbuhannya masih positif. Hal ini terlihat dari kinerja penjualan sebanyak 26 persen dari total penjualan 2014 yang mencapai sekitar 1.300 hektar.

“Tingkat permintaan masih tinggi di satu sisi, sementara di sisi lain pasokan terbatas, terutama di daerah timur Jakarta. Tak heran jika beberapa pengembang melakukan perluasan lahan untuk kawasan industri,” ungkap Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto.

Ferry melanjutkan, permintaan untuk tahun ini tidak lagi digerakkan oleh sektor otomotif, melainkan sektor consummer goods dengan porsi 35,45 persen, makanan dan minuman 17,22 persen, material bangunan 13,87 persen, bahan kimia 10,06 persen, dan alat berat 9,25 persen. Sektor otomotif sendiri menelan porsi 6,94 persen. (kmp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.