Bocah 5 Tahun Terseret Yaris
SERPONG,SNOL—Jangan remehkan jembatan penyeberangan orang (JPO). Jika tak berhati-hati bisa fatal akibatnya. Seperti yang terjadi di JPO Jalan Raya Serpong depan Rumah Sakit Ass-Shobirin, Pondok Jagung, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Rabu (1/4),
seorang bocah lima tahun tewas diterjang mobil Yaris bersama neneknya saat menyeberang usai membeli bubur ayam.
Kejadian bermula sekitar pukul 05.45 WIB. Arnah mengajak sang cucu, Arkhan Putra Erdias yang masih duduk di bangku TK Baitul Jannah, berjalan-jalan di sekitar rumah. Keduanya kemudian menyeberangi Jalan Raya Serpong menuju depan Rumah Sakit Ass Shobirin untuk membeli bubur ayam. Arnah memang sering membelikan bubur untuk sarapan cucunya.
“Tetangga saya melihat, kakak saya itu ngajak Arkhan ke depan untuk beli bubur ayam, seperti biasanya saja,” ujar adik korban, Sarifudin (41) saat ditemui di rumah duka di Jalan Nyo Melati RT 10/8 Dusun 9, Kelurahan Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangsel yang hanya berjarak 300 meter dari lokasi kejadian.
Saat berangkat, keduanya terlihat menggunakan jembatan penyeberangan orang (JPO) untuk menuju RS Ass Shobirin. Namun saat sampai, tukang bubur ayam langganannya tidak berjualan. Keduanya pun kembali lagi ke rumah.
Berbeda dengan keberangkatannya, Arnah mengajak cucunya untuk menyeberang jalan secara langsung tanpa menaiki jembatan penyeberangan orang. Saat menyeberang dari jalan arah Serpong menuju Tangerang, keduanya masih baik-baik saja.
Petaka menghampiri ketika mereka berada di tengah jalur Tangerang menuju Serpong. Satu unit mobil Toyota Yaris yang dikendarai RA melaju dengan kecepatan kencang menuju arah keduanya. Arnah dan Arkhan tak sempat menghindar dari tubrukan mobil yang diperkirakan melaju dengan kecepatan 100 km per jam.
Saat mobil menerjang, Arnah langsung terpental ke samping kiri jalan. Dia terkapar tak berdaya. Sementara sang cucu, Arkhan yang bertubuh mungil terseret sejauh kurang lebih 20 meter sebelum akhirnya terlempar ke trotoar.
“Arkhan terseret mobil Toyota Yaris sampai ke pinggir trotoar depan restoran Lapo-Lapo. Di situ tubuh Arkhan baru bisa terlepas dan terlempar,” ujar Sarifudin. Saat peristiwa terjadi, keluarga yang tinggal 300 meter dari lokasi kejadian sempat mendengar suara rem mobil Toyota Yaris. Tapi tak ada suara tersebut merupakan kecelakaan yang merenggut anggota keluarga mereka.
“Suaranya sampai ke rumah tapi enggak ngeh kalau itu karena menabrak kakak dan Arkhan,” katanya.
Setelah menabrak cucu dan nenek, sopir Toyota Yaris diamankan warga sekitar. Selang tak lama, kepolisian dari Polsek Serpong sampai di tempat kejadian. Kedua korban dengan tubuh tak bernyawa itu langsung dibawa ke RS Ass Shobirin.
“Pada saat di rumah sakit itulah, saya dan keluarga besar baru datang. Saat nanya ke dokternya, kakak saya itu sudah enggak bisa ditolong. Tapi karena kesepakatan keluarga, kami meminta polisi untuk memvisum keduanya,” tutur Sarifudin.
Untuk itu, kedua jasad langsung dibawa ke kamar jenazah RSUD Tangerang. Setelah selesai divisum, keduanya langsung dibawa kembali ke rumah duka untuk disholatkan. “Kedua jenazah kami makamkan sekitar pukul 14.00 wib di TPU Tanjung, Pondok Jagung Kecamatan Serpong Utara,” kata Sarifudin.
Sementara, saat ditanya apakah keluarga akan menempuh jalur hukum? Sarifudin mengaku keluarga besarnya belum memikirkan rencana tersebut. Dia hanya mengimbau agar orang tua lebih bertanggung jawab lagi untuk memberikan izin mengendarai mobil bagi anaknya.
“Anak itu kan masih duduk di bangku sekolah, kok sudah diberi izin mengendarai mobil. Saya juga enggak tahu dia punya SIM atau tidak,” ujarnya.
Adik ipar Arnah, Sopiah mengatakan Arkhan merupakan anak pertama dari pasangan Bambang Ardiansyah dan Elis. “Arkhaan anak pertama dari pasangan Bambang dan Elis. Arkhaan tinggal disini, bersama dengan neneknya dan kedua orang tuanya tinggal di tempat lain,”ungkapnya.
Dikonfirmasi kejadian tersebut Kasatlantas Polres Tangerang Kabupaten Kompol Donny Eka Saputra menjelaskan, kejadian tersebut Pukul 06.00 Wib. Saat itu RA (18) mengemudikan mobil dengan kecepatan antara 90-100 Kilometer per jam dari arah Tangerang ke BSD. RA yang merupakan pelajar SMA Al-Azhar ini mengemudikan kendaraannya dengan cepat, karena ingin mengikuti tryout disekolahnya.
“Kita sudah memeriksa RA dan dua orang saksi yang melihat kejadian tersebut,”ungkapnya.
Saat ditanya apakah RA dalam keadaan mengantuk atau lainnya, Donny mengatakan, saat dimintai keterangan RA tampak segar dan tidak kelihatan lesu.
“Kita sedang memintai keterangan untuk kasus ini, sementara kelurga RA akan mengunjungi keluarga korban untuk bela sungkawa,”ungkapnya sambil mengatakan RA sudah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM)
Kepala Bagian Humas Sekolah Al-Azhar BSD Mulyono membenarkan kalau RA merupakan siswa Al-Azhar. “Saya baru tahu kejadian tersebut, pantesan tadi RA tidak mengikuti tryout ujian nasional,”katanya sambil mengatakan RA tinggal di kawasan Alam Sutera.
Kecelakaan Bukan Kali Pertama
Sementara itu, dikatakan pemilik warung yang berada persis di bawah JPO, Yusuf (35), tabrakan hingga menyebabkan korbannya tewas di tempat, bukan kali ini saja terjadi. Setidaknya sudah berkali-kali lantaran para penyebrang jalan enggan memanfaatkan JPO untuk akses menuju Ass Shobirin.
“Padahal sudah disediakan JPO tapi tetap saja banyak yang malas. Kan lebih aman,” ujarnya. Bahkan setelah kejadian tabrakan yang menewaskan Arnah dan cucunya Arkhan, masih saja ada warga yang nekad menyebrang di badan jalan.
“Saya omelin aja. Saya kasih tahu barusan ada yang tewas karena nyebrang sembarangan, akhirnya mereka takut sendiri,” tutur Yusuf. Setidaknya, dalam satu bulan, ada saja kejadian kecelakaan tabrak lari seperti itu, semua itu hanya dikarenakan orang malas naik JPO untuk sarana menyebrang. (pramita/mg27/gatot)