Tanamkan Kepedulian Lingkungan Sejak Dini
Komunitas Recis (Remaja Cikokol Peduli Sampah)
BERAWAL dari remaja masjid, Remaja Cikokol Peduli Sampah (Recis) dibentuk untuk membantu program pemerintah dalam menjaga kebersihan lingkungan. Semangat menjaga kebersihan mereka tanamkan sejak dini.
Mereka adalah remaja masjid di dua musholla yakni Musholla Miftahul Jannah RW 01, dan Masjid Al Huda di RW 10 Kelurahan, Cikokol, Kecamatan Tangerang.
Adalah Yulia Sri Rahyuni seorang PNS di Kecamatan Tangerang yang melihat peluang pemberdayaan remaja dalam pengelolaan lingkungan dan kebersihan.
“Saya melihat remaja masjid dapat dikembangkan ke kegiatan lainnya yang bermanfaat, saat ini permasalahan sampah dan lingkungan menjadi tanggungjawab bersama. Dari pemikiran tersebut, maka saya dan Pak RW 01 Untung Sujarwo merasa perlu untuk membentuk wadah komunitas lingkungan yang mandiri,”ujar Yulia.
Komunitas Recis yang terbentuk pada awal Januari 2015. Pada saat berdirinya dimaksudkan untuk membantu para orangtua yang sedang mengelola bank sampah yang sudah berdiri sejak tahun 2011. Lanjut Yulia, selain itu saat ini pemerintah sedang melaksanakan program Tangerang Bersih tidak ada salahnya apabila remaja turut terlibat dalam pembangunan kota-nya dalam hal ini dikhususkan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Ibu-ibu sudah mengelola sampah, bapak-bapak juga ,maka saatnya remaja ikut juga berperan melalui komunitas inilah mereka dapat mengembangkan diri dan berkarya,”jelas Yulia. Walaupun usia yang masih remaja namun untuk kepengurusan tetap diserahkan kepada mereka, hal ini pihak hanya bertindak sebagai pembina dan mengarahkan kegiatannya saat ini komunitas dipimpin oleh Gigih Kusuma Wardani Siswa SMK 5 Pinang. “Sekali lagi pembentukannya bukan arahan pemerintah, mereka terbentuk secara mandiri,”tambah Yulia.
Sementara, Gigih mengaku sangat senang dengan pembentukan Komunitas Recis. Sampai saat ini Recis mengadakan pertemuan setiap akhir pekan. Hal tersebut disebabkan dengan para anggota yang masih sekolah. Kegiatan kami selain kerja bakti, membuat barang kreativitas dengan bahan dasar sampah serta barang bekas.
“Dengan Komunitas ini mental kami selain sudah terbentuk di remaja masjid juga membentuk diri kami untuk berperan dalam masyarakat, serta sebagai proses pembelajaran dalam pengelolaan kebersihan dan lingkungan khususnya masalah sampah, kami berharap dengan terbentuknya komunitas ini remaja di RW yang berbeda dapat bergabung serta menggugah para orangtua untuk mengelola sampah dan peduli terhadap lingkungannya,”tandas Gigih. (mg28/made)