Petani ‘Curhat’ Soal Benih Pertanian
SERANG,SNOL—Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ‘Curhat’ berbagai persoalan terkait produksi beras di Banten. Sejumlah keluhan, disampaikannya dalam acara Forum Kajian Ekonomi,
dan Keuangan Regional tentang Ketersediaan Komoditas Pangan di Banten, yang digelar Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten, Kamis (26/3).
Sejumlah persoalan diantaranya, terbatasnya tenaga kerja, terlambatnya pasokan, sarana produksi, kurang berkualitasnya benih tanam, belum adanya jaringan irigasi, dan permasalahan lainnya. Menjadi pembahasan dan topik utama yang dikeluhkan dan disampaikan sebagai curahan hati (Curhat) para petani.
Perwakilan petani Kecamatan Cikande Asep menyatakan, sejalan dengan keadaan perekonomian yang semakin berkembang, sistem pemasaran pangan yang terjadi saat ini, kesejahteraan petani tidak mengalami pergeseran. Sistem pemasaran yang terjadi, katanya, mencerminkan suatu perubahan yang perlu direspon dengan penyesuaian peran pemerintah secara terus menerus, dalam rangka menjamin terciptanya pasar pangan yang efesien.
“Sistem pemasaran pangan telah mengalami pergeseran, yang padahal hal itu tidak berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi masyarakat petani. Mohon perhatian pemerintah,” kata Asep, Kamis (26/3).
Asda II Provinsi Banten Iing Suwargi berjanji, akan berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota seBanten, guna menyelesaikan permasalahan ketersediaan pangan itu. Untuk sistem pemasaran, lanjut Iing, ada berbagai cara yang bisa ditempuh yakni, dengan menambah pasar induk, sehingga petani bisa langsung menjualnya tanpa melewati banyak pihak.
“Bisa juga dengan Bulog, yang membeli langsung beras dari petani. Harganya, disesuaikan dengan kualitas beras. Karena, selama ini Bulog hanya memasok beras dengan kualitas di bawah pasaran,” ungkapnya.
Iing menambahkan, salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan meningkatkan keanekaragaman konsumsi pangan. Kebijakan itu, tidak hanya ditujukan untuk mengurangi ketergantungan pada beras. Tetapi, untuk mengubah pola konsumsi masyarakat agar mengkonsumsi bahan pangan yang beranekaragam, dan lebih baik gizinya. (metty/mardiana)