Umat Hindu Arak Ogoh-ogoh

SERANG,SNOL- Ribuan umat Hindu di Banten mengarak ogoh-ogoh di Lingkungan Pure Eka Wira Anantha, Taman Kopasus Kecamatan Taktakan Kota Serang. Arak-arakan dilakukan sehari sebelum perayaan nyepi.

Arak-arakan ogoh-ogoh ini dimaksudkan sebagai symbol perlawanan terhadap hawa nafsu dan kejahatan, baik yang ada dalam diri manusia ataupun kejahatan yang ada di dunia. Arak-arakan diikuti oleh enam banjar yakni, banjar Ciledug Tangerang, Serang, Tangsel, Rempoa, Tigaraksa, dan Banjar Sidha Karya.

“Pada saat ini Tawur Kesanga adalah memaknai bahwa kita akan melepaskan sifat-sifat keburukan, keangkaramurkaan, kejelekan dalam diri. Kita sebagai manusia pasti ada yang buruk dan baik, disini lah ajangnya kita instrospeksi,” kata ketua panitia, Ida Bagus Made Ariadi, saat ditemui di lokasi acara, Jum’at (20/3).

Ida mengharapkan setelah melakukan tapa brata atau menyepi, setiap individu umat Hindu dapat menjadi lebih baik lagi. “Dalam setahun kita menginstrospeksi diri apa-apa yang sudah kita lakukan, apa-apa yang akan kita lakukan ke depannya dan ini ajang untuk instrospeksi,” terangnya.

Sifat marah dalam diri manusia diharapkan dapat dikendalikan, sehingga mampu menjadi sifat baik ke depannya. Dalam peringatan hari Raya Nyepi 1937, umat Hindu tak akan melakukan bepergian, menyalakan api, menikmati hiburan dan lain sebagainya.

Seluruh umat Hindu diwajibkan tetap berada di rumah selama melakukan penyepian atau tapa brata. “Disanalah pada saat nyepi itu kita merenung, semua aktifitas dengan catur brata itu. Tidak bepergian, tidak melakukan hiburan, tidak menyalakan api, amarah dalam diri kita itu tentu kita kendalikan,” tegasnya.

Pantauan di lokasi, puluhan ribu umat hindu bersama-sama warga menyaksikan arak arakan ogoh-ogoh yang dikawal puluhan petugas kepolisian dari Polres Serang untuk mensukseskan dan menjaga keamanan selama jalannya acara perayaan nyepi tahun ini. (metty/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.