Golkar Kota Tunggu Hasil PTUN
TANGERANG, SNOL—Kisruh Partai Gokar terus memanas. Sekretaris DPP Golkar kubu Agung Laksono menyatakan bahwa terhitung 1 April 2015 pimpinan Partai Golkar daerah
mulai dari tingkat provinsi serta kabupaten dan kota akan diganti dengan pelaksana tugas (Plt).
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD II Partai Golkar Kota Tangerang, Abdul Syukur mengatakan, pihaknya saat ini lebih menunggu proses hukum yang sedang berjalan. Meski kubu Agung sudah mendapat SK dari Kemenkum HAM, namun kubu Aburizal Bakrie masih melakukan gugatan ke PTUN.
“Jadi kubu Agung seharusnya bisa memberikan ruang untuk proses hukum yang sedang berjalan. Tidak ada yang namanya ancaman bahwa kalau tidak nurut akan di Plt-kan. Saya cinta dengan Agung dan saya juga cinta Ical tapi saya lebih cinta Partai Golkar,” kata Syukur diplomatis.
Syukur mengungkapkan, Ical (sapaan Aburizal Bakrie) dan Agung adalah sama-sama seniornya di Partai Golkar karena mereka sama-sama membesarkan Partai Golkar dan patut dihormati. Namun, dia meminta keduanya untuk tidak mengutamakan ego sentris masing-masing. “Kalau bisa konfliknya jangan berlarut-larut. Golkar Kota Tangerang baru bisa mengakui keputusan pemerintah apabila sudah ada persetujuan pengadilan. Jadi kalau memang di PTUN memenangkan Munas Ancol, ya kita akui dan Munas Bali harus legowo, begitupun sebaliknya,” tegasnya.
Menurutnya, konflik yang ada di Partai Golkar sudah membias dan berlarut-larut. Bukan lagi menunggu keputusan Menkum HAM dan PTUN tapi malah melebar kepada Bareskrim, KPK dan yang lain. Maka itu kedewasaan para elit partai harus diutamakan, karena konflik di pusat akan berkaitan juga dengan daerah.
“Kalau proses dua kubu tidak selesai, terkait Pilkada, menurut saya Pak Agung yang mempunyai SK Menkum HAM harus mengeluarkan rekomendasi. karena jangan sampai proses ini malah menghambat kader yang ingin membesarkan Golkar di daerah,” ujarnya.
Dia berharap, kedua kubu saling menahan diri. Jangan sampai ada keluar kata pemecatan dan intimidasi. Apabila itu terjadi maka menunjukkan sebuah ketidakdewasaan. Keduanya harus sadar kalau pengurus di daerah adalah kader Golkar. “Golkar itu sangat memahami perbedaan dan pandangan pendapat. Jadi seharusnya satu sama lain jangan saling menjadikan musuh. Kalau di Kota Tangerang sendiri alhamdulillah kader Golkar masih terlihat solid,” ujarnya. (uis/made)