Orang Miskin di Tangsel Nambah 25.400 Jiwa
SERPONG,SNOL— Jumlah penduduk miskin di Kota Tangsel meningkat menjadi 25.400 jiwa. Pemkot pun berdalih, meningkatnya harga BBM dan menurunnya nilai beli masyarakat menjadi penyebab meningkatnya orang miskin
di kota yang terkenal akan kehidupan modernnya itu.
Hal tersebut terkuak dari data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat. Dimana, tren kenaikan penduduk miskin mulai terjadi sejak 2013 silam. Diketahui, pada waktu itu pemerintah pusat menaikan BBM bersubsidi
dari sebelumnya Rp 4500 per liter menjadi Rp 6500 per liter, sehingga mengakibatkan adanya kenaikan penduduk miskin di Tangsel dari sebelumnya 1,5 persen kini menjadi 1,75 persen.
“Kalau 1,75 persen dari jumlah penduduk Tangsel yang mencapai 1.443.403 jiwa, maka jumlah penduduk miskin diprediksi mencapai 25.400 jiwa,” ungkap Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangsel, Teddy Meiyadi saat ditemui usai Rapat Forum SKPD di Serpong, Kamis (19/3).
Dari total jumlah tersebut, kawasan Kecamatan Setu menjadi penyumbang presentase terbesar dibanding kecamatan lain di Tangsel. “Pasalnya, tahun ini pemerintah pusat kerap kali melakukan perubahan harga bahan bakar bersubsidi. Kalau terus begini, angkanya bisa lebih tinggi lagi,” katanya.
Guna meminimalisir kemungkinan tersebut terjadi, Pemkot Tangsel sudah mulai mencari solusi. Salah satunya dengan cara menambah anggaran SKPD yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, pemberian skill, serta peningkatan taraf hidup masyarakatnya. Misalnya Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
“Porsi anggaran SKPD itu ditambah. Untuk tahun ini diprediksi mencapai 10 persen penambahan di masing-masing SKPD tersebut. Jadi tidak ke arah infrastruktur terus,” ujarnya.
Sementara, terkait operasi pasar yang kerap dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Teddy mengaku hal itu cukup berdampak. Pasalnya, operasi pasar berpengaruh langsung terhadap daya beli masyarakat. “Misalkan harga beras naik. Kita intervensi dengan menyebar harga beras dibawah pasaran. Daya beli masyarakat akan naik kan. Jadi berpengaruh langsung,” kata Teddy.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangsel Nurhayati Yusuf mengamini jika angka kemiskinan di Tangsel naik. Menurutnya, pemerintah daerah harus sudah mulai melakukan intervensi untuk mengurangi jumlah orang miskin. “Ini karena kenaikan harga BBM. Kita setujui penambahan anggaran untuk mengatasi kemiskinan. Jadi, tidak pembangunan infrastruktur melulu. Pelatihan-pelatihan kerja juga harus dilakukan,” pungkasnya. (pramita/jarkasih)