Banjir Paksa Ribuan Warga Tangerang Mengungsi
TANGERANG,SNOL Banjir memaksa ribuan warga Tangerang mengungsi dari rumahnya. Evakuasi berlangsung siang hingga malam hari. Korban mengungsi ke posko pengungsian hingga rumah sanak saudara.
Setelah merendam perumahan Total Persada Kota Tangerang dan belasan desa di Kabupaten Tangerang, Senin (9/2), banjir di Tangerang justru kian meluas keesokan harinya, Selasa (10/2). Jumlah warga yang mengungsi pun semakin membludak.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, ada 12 titik banjir di lima kecamatan. Diantaranya Perumahan Total Persada, Perumahan Purati, Perumahan Periuk Damai, Perumahan Periuk Jaya, Perumahan Pondok Arum, Kampung Candulan, Komplek Pinang Griya, Perumahan Ciledug Indah 1 dan 2, Komplek DDN, Wisma Tajur, Puri Kartika serta Taman Elang.
Pantauan Satelit News di lokasi banjir perumahan Ciledug Indah I dan II Kecamatan Karang Tengah, selain merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian sepinggang hingga dada orang dewasa, banjir juga menyebabkan Jalan KH. Hasyim Ashari yang merupakan jalan penghubung menuju Jakarta tak bisa dilalui.
Di lokasi banjir, tampak pasukan dari Kodim 05/06 Tangerang yang membantu para warga melintasi jalan tersebut dengan menggunakan truk. Polisi juga tampak mengatur arus lalu lintas dan melakukan pengamanan terhadap kendaraan milik para pengungsi.
Banjir di wilayah tersebut disebabkan hujan terus menerus serta kiriman air dari Bogor melalui Kali Angke. Air diketahui sudah masuk ke rumah warga mulai pukul 04.00 pagi. Tapi rata-rata warga setempat memilih bertahan. Setelah ketinggian air tak kunjung surut, barulah warga mengungsi. Sikap warga membuat evakuasi pengungsi baru efektif berlangsung pukul 10.00 pagi hingga sore hari.
Salah seorang warga Ciledug Indah I, Nayah mengatakan bertahan di rumah meskipun banjir sudah berlangsung sejak dini hari. Dia baru mengungsi karena air tidak kunjung surut.
“Saya dari semalam bertahan di rumah meskipun banjir. Tapi saya khawatir kalau malam listrik mati dan saya memilih untuk mengungsi saja,” kata Nayah yang divekuasi bersama cucunya itu oleh petugas BPBD Kota Tangerang, kemarin.
Camat Karang Tengah, Sucipto mengatakan sudah meminta warganya yang bertahan di rumah agar mengungsi. Mereka kebanyakan bertahan karena menganggap banjir tidak datang dengan ketinggian 100 sentimeter lebih.
“Kita berusaha evakuasi dan diungsikan ke Posko. Kita ada dua posko, yang satu di masjid depan Ciledug Indah Dua dan di RS Mulia,”tuturnya.
Hingga kemarin, Pemkot Tangerang sudah mendistribusikan 2 (dua) ton beras, 600 dus mie instan dan 500 dus air mineral. Pemkot Tangerang melalui Dinas Sosial juga sudah menyediakan bantuan berupa family pack yang berisi kebutuhan rumah tangga termasuk perlengkapan bayi dan balita.
Di Kabupaten Tangerang, banjir merendam desa-desa 14 kecamatan, Selasa (10/2). Meski tidak ada korban jiwa, tapi banjir merusak lahan pertanian dan rumah warga.
Kepala Desa Koper Kecamatan Kresek, Surgawi mengungkapkan ketinggian air banjir bervariasi. Mulai dari 30 sentimeter hingga 1,5 meter. Banjir terparah di wilayah RW 5 dan RW 6. Di sana, ratusan rumah terendam dan warga tidak bisa beraktivitas. Sebanyak 150 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman serta mendirikan tenda posko bencana banjir.
Banjir cukup tinggi merendam 2000 rumah warga di 24 RT 7 RW Desa Gempolsari Kecamatan Sepatan. Ketinggian air di tempat ini mencapai 1,2 meter. Warga setempat mengungsi ke rumah sanak saudara.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Teteng Jumara mengungkapkan ada 14 kecamatan yang terendam banjir. Banjir paling parah melanda Pasar Kemis, Kronjo dan Rajeg. Banjir di Kabupaten Tangerang terjadi akibat luapan air sungai Cidurian.
“Untuk sementara, BPBD sudah mendirikan posko bantuan banjir. Kami sudah mengirimkan logistik beras 10 kuintal, mie instan 10 dus, air mineral 10 dus dan sarden 10 dus. Posko kami dirikan di setiap kecamatan,”ujar Teteng, kemarin.
Banjir juga melanda Kota Tangerang Selatan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah kota Tangsel, Uci Sanusi menjelaskan terdapat tiga titik banjir di wilayah Tangsel yaitu perumahan Cirendeu Permai, Perumahan Kampung Bulak dan Perumahan Kayu Gede. Uci mengaku sudah mengirimkan bantuan makanan kepada para warga di tiga perumahan tersebut.
“Kami menyebar seluruh anggota. Untuk di Kampung Bulak, kami menyiapkan dapur umum untuk warga. Warga juga tidak ada yang dievakuasi sementara di perumahan Cirendeu Permai sudah ada tim dari ACT (Aksi Cepat Tanggap), untuk yang di Kayu Gede kami dibantu oleh Satpol PP kota Tangsel” ujarnya.
Uci menambahkan bahwa sejak pukul 11.00 Wib air di tiga titik banjir tersebut sudah surut, tetapi pada pukul 03.00 pagi hari hujan turun sehingga membuat debit air kembali naik.
Sementara, tak hanya pemukiman saja yang terkena dampak banjir, akses jalan menuju Perempatan Victor, juga ikut terendam air hingga setinggi 30 cm. Hal tersebut dikarenakan daerah resapan yang ada disebelah kiri jalan, diurug dan akan dijadikan pe-mukiman oleh pengembang besar di daerah tersebut.
Selasa (10/2) siang, pihak Bina Marga dan SDA Tangerang Selatan melakukan pengerukan tanah yang ada di pinggir jalan sepanjang 40 meter dan dengan kedalaman sekitar 50 cm.
“Jadi, aliran airnya dikembalikan lagi ke tanah itu. Tidak dibuang ke jalan. Selama ini kan menutupi jalan, sampai airnya menggenangi dan menutup jalannya,” tutur Sekretaris Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangsel, Judianto.
Untuk membantu meminimalisasi banjir, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Tangerang Selatan menyiagakan lima mobil pompa penyedot air, satu tim piket banjir yang berisikan 20 orang serta menyediakan satu mini escavator.(pramita/uis/mg26/mg27/gatot/satelitnews)