PSK Tangsel Eksodus ke Dadap
22 Warung Mesum di Pondok Aren Dibongkar
PONDOK AREN,SNOL Setelah lebih dari 10 tahun beroperasi, sebanyak 22 warung remang- remang berkedok rumah warga di RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Barat, Pondok Aren Kota Tangerang Selatan akhirnya ditertibkan.
Para pekerja seks komersial yang berada di lokasi itu memutuskan eksodus ke wilayah Dadap, Kabupaten Tangerang.
Penertiban warung remang-remang dilakukan Satpol PP Kota Tangsel dengan dikawal ratusan personil aparat gabungan dari TNI dan Polri, Senin (26/1). Sekitar pukul 09.30 WIB, sebanyak 230 personil Satpol PP, 100 anggota TNI dari Kodim 05/06 dan seratus personil dari Polresta Tangerang dan Pondok Aren bergerak ke arah RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Barat.
Kasatpol PP Tangsel Azhar Syam’un mengatakan ada 22 warem yang ditertibkan. Sebanyak 22 warung itu berada di tiga zona yakni A, B dan C. Masing-masing zona terdiri dari 7 hingga 8 warung remang-remang.
Sebagian dari warung remang-remang tampak dirubuhkan namun ada juga yang sengaja tidak dihancurkan. Itu terjadi pada bangunan permanen yang berada di lahan sendiri namun pemiliknya mengubah fungsi menjadi warung remang-remang atau kontrakan penampung wanita hiburan.
Petugas memaksa pemilik rumah menuliskan surat pernyataan di atas materai untuk mengembalikan fungsi rumah sebagai tempat tinggal pribadi.
Berdasar pantauan, pada zona A, alat berat beko yang sudah standby digerakkan untuk merubuhkan sebuah rumah yang beralih jadi Cafe Gembira. Kemudian, petugas lainnya langsung berpencar ke zona B dan C untuk menghancurkan bangunan lain yang ada di daerah tersebut.
Tampak di Zona C, petugas menghancurkan sebuah rumah permanen yang berada di tanah garapan yang disulap menjadi Cafe Sindang Pelangi. Cafe itu menghadap langsung tanah lapang yang dimanfaatkan warga sebagai lahan pertanian. Semua perabotan seperti lemari, sofa, dan ratusan botol miras kosong, dikeluarkan petugas.
Tak hanya mengeluarkan barang-barang, petugas juga memaksa pekerja seks komersial yang berada di dalam warung remang-remang untuk keluar rumah dan didata. Setidaknya ada tujuh wanita penghibur yang masih tertidur lelap, langsung diangkut oleh petugas Satpol PP.
Setelah diangkut ke mobil Satpol PP, ternyata ada satu wanita penghibur yang masih berusia 14 tahun. Dia adalah putri dari perempuan yang diduga seorang mucikari. Selanjutnya, petugas mengamankan IS (21), R (19), P (22), dan E (17). Setelah diamankan, secara bergantian mereka diperintahkan untuk tes urine, untuk memastikan ketujuhnya bebas narkoba.
Seusai tes urine, ternyata IS positif menggunakan zat narkoba. Saat ditanya langsung petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangsel, IS mengakui kalau dia mengkonsumsi Inex seminggu lalu. “Iya pak, jenis Inex. Cuma enggak disini, di Cipondoh bersama teman,” ujarnya.
Selanjutnya, keseluruhan wanita penghibur tersebut diamankan petugas Satpol PP untuk didata dan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
Sementara itu, saat petugas hendak melakukan pembongkaran, ratusan remaja masjid dan anggota majelis ta’lim yang ada di RW 04 Kelurahan Pondok Kacang Barat membentangkan spanduk berisi dukungan terhadap aksi penertiban tersebut.
Dalam aksi pembongkaran warem tersebut, Komandan Resort Militer (Danrem) 052/Wijayakrama, Kolonel Kav M Zamroni juga turut serta. Kemudian Dandim 05/06 Letkol Irhamni Zaenal, Kapolsek Pondok Aren Kompol Bahtiar Alponso, Wakil Walikota Benyamin Davnie, turut terlibat dalam penertiban.
Pindah ke Dadap
Para wanita penghibur di Pondok Kacang Barat merasa jengkel dengan penertiban yang dilakukan Pemkot Tangsel. Mereka kesal karena sudah sejak tiga pekan terakhir tak mendapatkan pemasukan setelah warem tempat mereka bekerja tak beroperasi. Untuk itu, para wanita tersebut berencana pindah kerja ke kawasan Dadap Kabupaten Tangerang.
“Dari semalam sebenarnya sudah mencoba nyanyi di Dadap, daripada Pondok Kacang kami sudah tidak bisa kerja lagi,” ujar F (21), salah seorang wanita yang diamankan Satpol PP saat operasi penertiban, kemarin.
F dengan bangganya menyebutkan dia sebagai seorang penyanyi freelance yang bisa bernyanyi dari satu warem ke warem lain. Makanya, saat ada tawaran pindah ke Dadap dan bekerja disana, F langsung membawa teman-temannya untuk ikut juga bernyanyi disana. “Tapi keburu diamankan begini, enggak tahulah nasib kita gimana,” ujarnya. (pramita/gatot/satelitnews)