Sidak Proyek, Dewan Tangsel Marah-marah
CIPUTAT, SNOL Kekecewaan tampak terlihat dari wajah anggota Komisi IV DPRD Tangsel saat melakukan sidak ke beberapa proyek pembangunan kantor kelurahan.
Ungkapan pedas pun dilontarkan salah satu dewan yang melihat proyek pembangunan tersebut baru selesai sekitar 30 persen.
“Cuma Sangkuriang yang bisa selesaikan gedung ini tepat waktu. Lihat saja sekarang baru 30 persen pengerjaanya. Padahal 20 Desember nanti anggaran 2014 tutup buku,” ketus Sekretaris Komisi IV DPRD Tangsel Aguslan Busro saat melihat langsung proses pembangunan kantor Kelurahan Ciputat dan kantor Kelurahan Cipayung, kemarin.
Tidak hanya Aguslan yang berang melihat proses proyek tersebut, anggota Komisi IV yang lain yang ikut sidak, yakni Mursidi Ilyas, Abdullah Serin, Nurhayati Yusup, Tb Rachmatullah dan Rommy Adhie Santoso juga kesal saat melihat kondisi proyek tersebut.
Pantauan di lokasi, kedua kantor kelurahan tersebut terlihat jelas proses pembangunan masih banyak yang belum diselesaikan. Di kantor Kelurahan Cipayung yang baru terlihat pemasangan pondasi bawah saja, dan belum terlihat pengerjaan untuk lantai duanya.
Beberapa tukang yang mengerjakan proyek tersebut tampak begitu terkejut ketika para wakil rakyat mendadak datang ke lokasi.
Menurut Aguslan, dengan kondisi bangunan yang baru selesai 30 persen sangat tidak mungkin bisa diselesaikan sampai 20 Desember nanti.
“Aturannya pada 20 Desember nanti harus selesai minimal 70 persen, tapi kalau masih seperti ini 50 persen pun saya yakin tidak akan terkejar,” tukasnya.
Ketua Komisi IV Mursidi Ilyas yang juga terlihat marah langsung memanggil beberapa pekerja yang bertanggung jawab di proyek untuk ditanyai alasan lambannya pembangunan.
Namun Mursidi tidak mendapatkan jawaban yang puas, lantaran mandor yang bertanggung jawab tidak bisa menjelaskan secara rinci. “Tapi kami tidak akan diam di sini saja, karena jelas ini sudah tidak sesuai dengan aturan,” ungkapnya.
Mursidi mengaku akan mengumpulkan data lebih banyak lagi titik-titik pembangunan gedung kelurahan dan juga sekolahan yang masih mangkrak, dan selanjutnya akan memanggil dinas terkait.
“Dinas Tata Kota akan kami panggil, tapi sebelumnya kami kumpulkan sampel proyek yang molor terlebih dahulu agar kami memiliki data ketika menanyakan hal ini ke dinas terkait,” terangnya.
Menurut Mursidi, proyek-proyek seperti kantor kelurahan tersebut adalah salah satu yang menyebabkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) pada tahun ini tinggi.
Pengamat kebijakan publik dari Pusat Studi Desentralisasi dan Otonom Daerah, Pitri Yandri mengatakan, kesalahan dalam pengerjaan proyek tersebut adalah lambatnya penetapan anggaran. Terlebih lagi, kata dia, pada saat penetapan APBD-P 2014 yang lambat, sehingga semuanya dikerjakan pada awal November.
“Anggarannya awal November, sedangkan deadlinenya Desember, jadi wajar kalau molor,” katanya.(dra/dm/bnn/satelitnews)