Survei: Mayoritas Publik Salahkan SBY Kalau Pilkada Lewat DPRD
JAKARTA,SNOL Hasil terbaru penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan mayoritas publik akan menyalahkan Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kalau pemilihan kepala daerah (pilkada) diwakili oleh DPRD.
“Sebesar 83,07 persen responden menyatakan bahwa presiden paling bersalah jika hak politik warga memilih secara langsung kepala daerah dicabut dan dikembalikan ke DPRD. Hanya 13,41 persen publik yang menyatakan SBY tidak dapat disalahkan,” beber Peneliti LSI Ardian Sopa saat konfrensi pers di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Kamis (18/9).
Tak hanya itu, menurut temuan LSI publik lebih menyalahkan presiden SBY ketimbang anggota DPR RI kalau RUU Pilkada lolos.
“Sebanyak 60,68 persen publik salahkan presiden SBY. Sedangkan yang salahkan DPR RI hanya 32,72 persen,” beber Ardian.
LSI menyatakan publik menilai jika SBY memiliki peluang menyelamatkan perjalanan demokrasi di Indonesia mengacu pada posisinya sebagai figur utama di Partai Demokrat, yakni partai yang akan menjadi penentu antara koalisi pendukung pilkada langsung atau pilkada melalui DPRD.
Ardian menekankan, publik menyadari bahwa jika RUU Pilkada diputuskan oleh DPR maka pihak pendukung pilkada oleh DPRD yakni partai Koalisi Merah Putih akan menang, karena koalisi itu memiliki komposisi kursi terbesar di parlemen.
Oleh karena itu, kata Ardian, publik berharap SBY dapat mengambil sikap tegas dalam kapasitasnya sebagai presiden.
“Sikap tegas yang diharapkan publik adalah presiden menarik kembali RUU yang tengah dibahas di DPR karena undang-undang tersebut berawal dari inisiatif pemerintah. Jika presiden menarik kembali RUU tersebut maka pembahasan RUU di DPR tidak dapat dilanjutkan,” lanjut Ardian.
Jika tidak bisa, publik berharap SBY bisa menggunakan kapasitasnya sebagai ketua umum partai terbesar di parlemen itu untuk bisa mengarahkan agar Demokrat mendukung pilkada langsung atau tak mengambil opsi voting.
Survei LSI ini dilakukan pada tanggal 14 hingga 16 September, dengan menggunakan metode multistage random sampling dan melibatkan 1.200 responden. Survei LSI kali ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei tersebut dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia dan disertai penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD dan in depth interview.(rus/rmol)