Independen, Penggembira atau Pemecah Suara?
JALUR independen diminati dalam Pilgub Banten 2017. Ada empat pasang calon gubernur nonparpol yang mendaftar ke KPU. Apakah mereka hendak memecah suara atau sekadar penggembira?
Dari empat pasang kandidat independen, hanya Ahmad Dimyati Natakusumah yang paling kesohor. Sisanya tak dikenal di khalayak umum. Apalagi dalam survei. Mereka adalah pasangan Tb Sangadiah-Subari Martadinata, Ampi Tanudjiwa-Yeyen Maryani dan Yayan Sofian-Ratu Enong Siti Rodhatul Janah.
Publik mungkin bertanya-tanya apakah mereka sudah mengantongi dukungan KTP sekitar 600 ribu warga Banten? Ataukah hanya sekadar klaim. Jawaban pastinya memang menunggu verifikasi faktual dari KPU Banten.
Setidaknya, ada beberapa motivasi mengapa para cagub independen ini nekat mencalonkan diri. Pertama, mungkin mereka berharap bisa menjadi pilihan alternatif di saat figur yang muncul hanya itu-itu saja. Mereka berharap menjadi kuda hitam di saat dua kekuatan besar bertarung.
Namun kesuksesan mereka sangat tergantung dari isu dan gagasan yang mereka tawarkan kepada pemilih. Apakah isu tersebut bisa menarik minat pemilih atau sebaliknya. Dalam hal ini sangat tipis terdengar gagasan-gagasan para calon independen atau mungkin kurang sosialisasi.
Selain itu, harus dipastikan mesin pendukung dan para relawan bekerja siang dan malam mensosialisasikannya figur mereka. Nah sejauh ini gerakan para relawan para calon independen tidak pernah terlihat ke permukaan. Namanya saja baru terdengar ketika mendaftar.
Kedua, bisa saja mereka hanya menjadi cagub penggembira sekadar mencari popularitas. Minimal, namanya akan terkerek seiring proses pilgub berjalan. Ini menjadi modal mereka nantinya untuk kontes Pilkada yang lain atau pemilu legislatif.
Ketiga, mungkin saja ini menjadi bagian skenario politik pasangan lain untuk menggembosi suara lawan. Bisa menguntungkan pasangan Wahidin-Andika atau pasangan Rano. Tinggal seberapa besar cagub independen ini mampu menyedot suara pasangan yang diunggulkan.
Skenario ketiga ini sering menjadi obrolan warung kopi warga. Mereka seringkali disebut calon boneka yang dibi-ayai untuk menggembosi calon lain. Apakah bakal ada di pilgub Banten ini? Kita lihat nanti biasanya akan tampak dengan sendirinya.
Kini para calon independen akan dihadapkan pada ujian pertama yang paling berat. Yakni verifikasi dukungan oleh KPU. Jika ada yang lolos, sudah pasti peta politik akan berubah. Kontestan bertambah. Tapi sekali lagi mungkinkah mereka lolos tahap awal? Kita tunggu saja. (*/tim rakyat merdeka group)