Harga Gas Melon Rp 25.000 per Tabung

Hiswana Migas Ancam Cabut Izin Agen Nakal

RANGKASBITUNG,SNOL—Harga eceran LPG (Liquefied Petroleum Gas) atau yang umum disebut gas elpiji ukuran 3 kilogram di wilayah Kabupaten Lebak melambung tinggi. Harga gas melon tersebut dijual bervariasi antara Rp20.000 hingga Rp24.000 per tabungnya. Sementara di Kabupaten Pandeglang juga sempat terjadi kelangkaan, dan harga gas elpiji dijual Rp25.000 per tabung. Tinggi harga gas bersubsidi ini membuat sejumlah masyarakat menjerit.

Di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, harga elpiji 3 Kg di tingkat eceren mencapai Rp24.000, padahal harga eceran tertinggi (HET) elpiji Rp 3 Kg di Kabupaten Lebak hanya Rp14.600 – Rp16.100. Kondisi ini diakui sejumlah warga sangat memberatkan.

“Ini sudah tidak wajar, warga disini menjerit dengan harga elpiji Rp24.000, harusnya pemerintah, khususnya Pemkab Lebak turun tangan mengatasi harga elpiji yang memberatkan warga ini,” ujar Apip (45), warga Leuwidamar. Keluhan serupa dilontarkan Agus (50), warga Rangkasbitung yang mengakui tingginya harga LPG di wilayahnya. Bahkan Agus menuding pemerintah sepertinya tutup mata dengan kenaikan harga elpiji 3 Kg tersebut. “Kami sangat terbebani dengan harga elpiji saat ini, semoga ada upaya Pemkab Lebak agar warga terutama yang berpenghasilan pas pasan tidak semakin terpuruk,” keluh pedagang di sekitar Kawasan Ona, Rangkasbitung.

Dihubungi melalui telepon genggamnya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi, mengaku baru mengetahui informasi tingginya harga elpiji 3 Kg tersebut di wilayahnya. “Saya baru tahu informasinya, itu di daerah mana. Nanti saya cek, apakah tingginya gas elpiji itu akibat kelangkaan atau ada masalah lain, jadi kami belum bisa menyimpulkan,” kilah Wawan. Namun Wawan mengakui, kuota elpiji untuk Kabupaten Lebak memang masih belum mencukupi kebutuhan untuk warga Lebak.

“Harga sampai Rp24.000 itu akibat apa? Apakah itu akibat pengurangan atau memang langka, kita cek dulu,” Wawan balik bertanya. Menurutnya pendistribusian tabung gas elpiji 3 Kg ke wilayah Kabupaten Lebak mengalami pengurangan sekitar 20 persen atau sekitar 154.273 tabung dari total kebutuhan gas elpiji di Lebak sekitar 771.365 tabung perbulan atau 9.256.384 tabung per-tahun.

Dihubungi terpisah, Ketua Himpunan Pengusaha Swasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Provinsi Banten, Efu Saefullah mengaku belum ada laporan tentang adanya kelangkaan dan tingginya harga elpiji 3 Kg tersebut. “Agen-agen belum melaporkan adanya kelangkaan. Jika ada lapora, kita akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Pertamina untu mengatasinya. Hiswana Migas akan mendorong Pertamina untuk mengatasi kelangkaan,” kata Efu, lewat sambungan telpon genggamnya, tadi malam.

Sedangkan terkait harga elpiji yang meroket, Efu mengaku akan menelusurinya. Lantaran harga gas elpiji itu sudah diatur dalam ketentuan tata niaga gas. Ada harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan di masing-masing daerah. “Tapi ini harus disisir, apakah mahal dari agen, dari pangkalan, atau di tingkat eceran. Jika memang agen menjual tidak sesuai ketentuan, pasti akan dijatuhi sanksi. Mulai dari peringatan, bahkan izinya bisa dicabut,” tandas Efu.

Efu tak memungkiri saat ini banyak warung-warung, tingkat pengecer yang menjual gas, di luar dari jalur keagenan. Sehingga menaikan harga sesuka hati. “Mereka awalnya menyimpan 5 sampai 10 tabung, lalu dijual langsung ke pengguna dengan harga yang mahal,” katanya.

Padahal kata Efu, HET elpiji 3 kg itu jika pun melebihi jarak 60 KM lebih dari agen terdekat, tidak akan melebihi harga Rp20.000. Dirincikannya untuk wilayah 1 Pandeglang yang meliputi Kecamatan Picung, Labuan dan Saketi HET-nya Rp13.250 – Rp14.460. Untuk wilayah 2 meliputi, Kecamatan Panimbang, Sukaresmi, Munjul HET-nya Rp13.750 – Rp15.250. Yang tergolong jauh, yakni wilayah 3 meliputi Kecamatan Sumur, Cimanggu, Cikeusik dan Cibaliung HET-nya Rp14.000 – Rp16.000.

“Setinggi-tingginya harga tak ada yang melampaui harga Rp20.000,” jelas Efu, seraya menyatakan pihaknya akan segera menerjunkan tim-nya terkait kelangkaan dan tingginya harga gas tersebut.

Saat disinggu kuota gas elpiji 3 Kg untuk Banten, menurut Efu, sebetulnya belum dibuka oleh pihak Kementerian ESDM. Namun katanya, berapapun kebutuhan masyarakat Banten akan dipenuhi. “Setiap DO (dekivery order, red) pasti akan dilayani sesuai kebutuhan masyarakat,” pungkas Efu. (sep/adh/gatot/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.