Tenggelam di Cisadane, 2 Gadis ABG Ditemukan Tak Bernyawa
SEPATAN,SNOL— Setelah bersusah payah melakukan pencarian, dua gadis ABG yang tenggelam terseret derasnya arus sungai Cisadane saat tengah mandi di tepi sungai di belakang kantor Desa kelor Kecamatan Sepatan Senin (11/8) lalu akhirnya berhasil ditemukan.
Pada Selasa (12/8) kemarin, korban masing-masing bernama Irmawati (13) dan Siti Juriyah (13) ditemukan di lokasi berbeda dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Keduanya merupakan warga di RT 02/01 Kampung Kelor Kecamatan Sepatan. Irmawati ditemukan oleh petugas gabungan dari Tim Basarnas Bandara Soetta dan pihak kepolisian Polsek Sepatan didaerah Kalibaru, Kecamatan Pakuhaji. Sedangkan, Siti Juriyah ditemukan oleh warga sekitar di bantaran sungai Karang Serang, Kecamatan Mauk.
“Petugas memulai pencarian sekitar pukul 08.00 wib. Kemudian menyisir sungai tersebut menggunakan perahu dengan cara mengombak-ombakkan air sungai supaya tubuh korban bisa terapung dari dasar sungai. Irmawati ditemukan di semak-semak, sedangkan Siti Juriyah ditemukan lebih jauh karena terbawa arus sungai sampai ke laut Karang Serang,” jelas Kapolsek Sepatan, AKP Hidayat kepada Satelit News, Selasa kemarin.
Korban Irmawati ditemukan pada pukul 15.00 wib dan Siti Juriyah ditemukan sekitar pukul 18.00 wib. Jarak tempat kejadian dengan lokasi penemuan sekitar 7-8 KM. Kedua korban langsung dibawa kerumah duka untuk dikebumikan oleh pihak keluarga. Kedua bocah tersebut masih bersekolah kelas 6 SD di Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan.
“kondisi kedua korban masih utuh. Namun kondisinya sudah mengeluarkan bau yang kurang sedap. Badannya juga sudah mulai terjadi pembekakan karena mungkin faktor kemasukan air. Pada tubuh Siti terlihat ada darah yang keluar dari hidungnya karena adanya benturan saat terbawa arus,” tambahnya.
Sebelumnya, sesosok mayat gadis belia ditemukan tergeletak kaku dipinggiran Pantai Tanjung Kait, Kecamatan Mauk, Selasa (12/8). Kuat dugaan, mayat tersebut diperkirakan korban tenggelam.
Kapolsek Mauk AKP Suhendar mengatakan, mayat ABG (Anak Baru Gede) itu pertama kali ditemukan oleh nelayan yang baru kembali melaut petang hari. Mayat ditemukan dalam kondisi mengambang terseret arus pantai. “Awalnya dikira tumpukan sampah yang mengapung. Tapi setelah didekati, barulah diketahui bila itu mayat wanita ABD,” ungkap Suhendar.
Setelah dilakukan identifikasi, akhirnya identitas mayat tersebut terkuak. Pihak Kepolisian Sektor Sepatan memastikan bila mayat gadis ABG itu adalah salah satu korban tenggelam di Sungai Cisadane yang mengalir di Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan Timur, pada Senin (11/8).
Seperti telah diberitakan, naas menimpa Irmawati (13) dan Siti Juriyah (13). Dua gadis lugu ini hilang saat sedang asyik mandi disungai Cisadane yang berada di belakang Kantor Desa Kelor Kecamatan Sepatan. Diduga tubuh korban hilang karena terseret derasnya arus sungai. “Ya benar, pada Senin (11/8) sekitar pukul 15.00 WIB, 2 orang dinyatakan hilang akibat terseret arus saat mandi bersama teman-temannya di belakang kantor desa kelor yang pada saat itu airnya cukup deras,” kata Kapolsek Sepatan, AKP Hidayat dalam sambungan selulernya.
Keduanya adalah Irmawati (13) dan Siti Juriyah (13). Mereka tinggal di RT 02/01 Kampung Kelor Kecamatan Sepatan. Awalnya kedua anak tersebut bersama tiga orang lainnya sedang mandi di bibir sungai Cisadane. Tiba-tiba Irmawati terseret arus sungai. Melihat temannya meminta tolong, korban lainnya Siti Juriyah mencoba memberikan bantuan. Namun bukannya terselamatkan, keduanya malah ikut terseret arus sungai yang kebetulan sedang deras-derasnya.
“Kedua korban masih bersekolah kelas 6 di SD Kampung Kelor. Setelah terseret arus, tiga orang lainnya yakni Dadan (10), Nurhalimah (12) dan Nurlaela (7) melapor kepada saksi lainnya Lia (27). Kemudian barulah petugas kepolisian datang ke lokasi,” ujar Hidayat.
Setelah itu, petugas yang dibantu warga langsung melakukan pencarian dengan menyisir bibir sungai tersebut. Dengan alat seadanya, warga terus mencari di semak-semak pinggir kali. Dia menduga korban belum terlalu jauh terseret arus karena banyaknya kayu-kayu yang ada disungai. (uis/jarkasih)