Empat Tumpukan Sampah Kepung Petir
CIPONDOH, SNOL Prestasi Kota Tangerang dalam mempertahankan Piala Adipura Kencana tampaknya kurang dirasakan warga di Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh.
Pasalnya, warga yang tinggal di wilayah tersebut setiap harinya selalu ‘disajikan’ pemandangan tumpukan sampah yang hampir memakan badan jalan dan baunya yang sangat mengganggu. Bahkan, tumpukan sampah tersebut sampai memakan korban kecelakaan hingga menyebabkan banjir.
Pantauan Satelit News, sampah yang menggunung tersebut selain baunya mengganggu kesehatan, juga dikerubungi lalat. Sedikitnya ada sekitar empat tumpukan sampah yang ada di kelurahan Petir. Diantaranya, tumpukan sampah di Warung Pojok, Pasar Rubuh atau Petir Utama, Candulan dan di depan Tempat Pemakaman Umum Ar-Rahmah Jalan KH Ahmad Dahlan. Selain itu, ada juga tumpukan sampah yang terletak di dekat Proyek Beton, Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh.
Salah seorang warga, Halimi (65) mengatakan sampah yang menumpuk di depan makam sudah cukup lama. Tumpukan sampah tersebut sangat mengganggu warga sekitar dan para pengguna jalan. Karena selain berserakan dan acak-acakan di badan jalan, sampah itu juga baunya sangat meresahkan para pengguna jalan.
“Sepertinya tumpukan ini sudah hampir empat hari tidak diangkut oleh petugas kebersihan. Sekalinya diangkut oleh petugas hanya dengan 1 sampai 2 mobil saja,” kata Halimi yang bekerja sebagai penjaga makam di kawasan tersebut.
Menurutnya, sampah itu sangat tidak pantas menumpuk dan berserakan di kota yang mendapat penghargaan sebagai kota terbersih selama 3 tahun berturut-turut. Terlebih lagi, tumpukan sampah itu berada di depan makam yang sangat mengganggu kenyamanan para peziarah yang datang untuk nyekar.
“Saya berharap supaya Walikota Tangerang memberikan perhatian kepada tumpukan sampah ini. Karena pada zaman Walikota yang lalu semuanya bersih dan tidak ada sampah yang menumpuk. Pas ganti Walikota kok sampah di sini semakin berserakan. Padahal warga sudah membayar iuran sampah setiap bulannya sebesar Rp10 ribu,” ujar kakek yang tinggal di RT 07/01 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh.
Salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, sampah yang menumpuk sudah berlarut-larut, bukan hanya sebulan atau dua bulan saja. Sampah di sana sudah menjadi pemandangan warga sehari-hari yang sangat meresahkan warga dan para pengguna jalan. Menurutnya tumpukan sampah tersebut sudah sampai lebih dari 40 meter dan memakan setengah badan jalan.
Tumpukan sampah itu juga sudah membuat kemacetan dan menjadi penyebab banjir. Setiap paginya warga yang ingin menuju Jakarta dan sebaliknya pasti mengalami macet yang cukup panjang. Setiap kali hujan turun juga pasti kawasan tersebut mengalami kebanjiran.
“Tadi (kemarin) pagi saja pas warga sedang asyik memilih Presiden di TPS, dikejutkan dengan adanya kecelakaan beruntun. Sekira ada 6-10 motor yang jatuh di tumpukan sampah. Saya kira kalau sampah ini diangkat bukan hanya satu atau dua mobil saja, tetapi bisa lebih dari 9 mobil baru bisa bersih,” ujarnya.
Dia mengungkapkan sampah yang menumpuk adalah sampah yang dibuang oleh warga sekitar. Namun, karena tidak setiap diangkut oleh petugas, sehingga menumpuk. “Kalau walikota yang sebelumnya tidak ada sampah yang menumpuk di sini, semuanya bersih. Tapi sekarang sampah malah berserakan, padahal warga sudah membayar iuran sampah. Saya berharap kepada walikota yang baru bisa membuat tempat penampungan sampah yang bagus dan bukan hanya dekat dengan kota saja yang diperhatikan tetapi wilayah perbatasan juga harus bersih dari sampah,” ujarnya.
Sementara, Ketua RT 10/01 Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Jamhari saat ditemui mengatakan samapah tersebut memang sudah sangat mengganggu dan meresahkan warga. Karena selain bau, jalur transportasi warga juga terganggungu. “Warga yang membuang sampah di wilayah tersebut ada dua RW yaitu RW 01 dan 02. Tetapi sampah tersebut juga diangkutnya tidak jelas, kadang diangkut, kadang tidak. Saya sih berharapnya ini segera disikapi dan dibersihkan sebelum jatuh korban lagi,” harapnya. Belum ada konfirmasi dari pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) terkait hal ini.(uis/made/satelitnews)