Tak Punya Biaya Operasi, Balita Denaya Meninggal di RS

TANGERANG,SNOL Shakila Afidenaya, bayi berusia 1,5 tahun yang didiagnosa mengalami kelainan usus, meninggal dunia di ruang perawatan RS Usada Insani, Cipondoh, Kota Tangerang, Selasa (11/3) .
Shakila, warga Jalan Keamanan Kelurahan Kebon Besar RT 06/04 Kecamatan Batuceper Kota Tangerang itu menghembuskan nafas terakhirnya setelah tak kunjung menjalani operasi karena ketiadaan biaya.
Retno, nenek korban menuturkan, cucunya masuk ke RS Usada Insani sejak 7 Maret 2014 malam dengan surat rujukan dari klinik Thamrin/Kodam Daan Mogot Kalideres, Jakarta Barat. Karena kondisinya terbilang gawat, pihak RS Usada Insani melakukan penanganan di ruang ICU dengan memasang alat-alat ke tubuh pasien.
Pada diagnosa awal dokter, Denaya didiagnosa menderita dehidrasi ditambah gangguan pencernaan. Namun setelah dilakukan USG diketahui bahwa ada untuk segera dioperasi.
“Selama lima hari dirawat, cucu kami hanya diberikan perawatan-perawatan saja. Semestinya ada tindakan operasi namun pihak RS menolak melakukannya karena kami tidak memiliki biaya operasi yang jumlahnya mencapai Rp 23 juta,” ujar Retno, Selasa (11/3) sambil mengusap air mata atas meninggalnya cucu kesayangan.
Dia menuturkan, RS Usada Insani tidak bisa melakukan operasi karena tidak ada rujukan dari Puskesmas.
Sementara itu pihak RS Usada Insani yang dikuasakan melalui Humasnya, Freddy membantah adanya penelantaran dan penolakan melakukan operasi pasien atas nama Denaya.
Menurut Freddy, awalnya Denaya ini masuk melalui jalur pasien umum. Tapi di pertengahan perawatan keluarga Denaya mengajukan jalur multiguna.
“Kami sudah tangani pasien tersebut sesuai mekanisme rumah sakit yang ada. Tindakan-tindakan medis pun sudah dilakukan pihak dokter. Namun, dokter menyarankan pasien ini harus dioperasi karena ada kelainan pada ususnya, tapi orang tua pasien tidak memiliki biaya dan mengajukan multiguna,” kata Freddy.
Anjuran operasi dari dokter diajukan setelah pasien dirawat empat hari, tepatnya Senin, (10/3) pagi. Hingga pukul 7 malam, pihak RS kembali menanyakan kepada orang tua untuk melakukan operasi. Namun yang bersangkutan menolak melalui jalur umum dan akan mengurus kelengkapan untuk multiguna.
“Pada keesokan harinya, yakni Selasa (11/3) keluarga telah melengkapi surat-surat seperti akte lahir pasien dan rencananya akan dioperasi pada Selasa ini, tapi sekitar pukul 09.30 Wib pasien keburu meninggal,” imbuhnya.
Jadi sambung Freddy, kalau pasien ini masuk melalui multiguna dan bisa memenuhi kelengkapan yang dimaksud, pihak RS bisa langsung melakukan tindakan operasi.
“Meskipun pada malam itu pasien memiliki uang tapi belum tentu langsung dioperasi karena jadwal dokter yang padat. Jadi tidak benar kalau pihak RS tidak melakukan operasi karena tidak ada rujukan dari puskesmas,” pungkasnya. (jojo/gatot/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan.