Tim Salfas Soccer U-12: Ngos-ngosan Lawan Korsel, Sedih Dihajar Argentina
TIM sepakbola U-12 Salfas Soccer yang mewakili Indonesia menempati urutan 11 di ajang Danone Nations Cup tingkat dunia. Beragam pengalaman menarik diperoleh anak-anak Tangerang selama mengikuti DNC putaran final dunia di Paris, Perancis. Berikut ini ceritanya.
Gatot Riswandi, Cibodas
KELELAHAN masih terlihat di wajah Andrianto Saputra dan kawan-kawan saat mengunjungi lapangan Palapa, Cibodas, Kota Tangerang kemarin. Maklum saja, mereka baru saja tiba di Indonesia satu hari sebelumnya setelah melakukan serangkaian pertandingan di Paris Prancis pada 15 hingga 17 Oktober 2016.
Mengenakan jaket seragam Danone Nations Cup Indonesia, Ricky Eko Prasetyo cs datang untuk menyapa kawan-kawannya di markas sekolah sepak bola Salfas Soccer.
Tim U-12 Salfas Soccer yang berubah nama menjadi timnas U-12 Indonesia memainkan tujuh pertandingan di ajang DNC tingkat dunia. Pada babak penyisihan, Indonesia bergabung bersama Italia, Korea Selatan dan Afrika Selatan.
Di laga pertama, Agam Haikal Abian dkk bermain baik. Mereka mengalahkan Italia dengan cukup mudah. Dua gol diborong Andrianto Saputra yang yang kerap disapa Ano.
Siswa SMPN 16 Kota Tangerang itu diminta menggunakan kecepatan yang dimiliki untuk mengacak-acak pertahanan tim Azzuri. Dan, dia berhasil menjalankan tugas yang diberikan.
Pada laga selanjutnya, Indonesia berhadapan dengan Korea Selatan. Di pertandingan ini, tim Garuda yang dilatih Jacksen F Thiago dibuat ngos-ngosan. Korea Selatan bermain dengan tempo yang tinggi dan mampu unggul dua gol lebih dulu.
Tertinggal dua gol membuat Indonesia harus bekerja ekstra keras. Untungnya Rendi dan Gibran berhasil membuat gol penyama kedudukan. Gibran memanfaatkan bola rebound hasil tendangan Ano sementara Rendi memaksimalkan kesalahan kipper Korea Selatan.
“Paling capek lawan Korea Selatan karena kami dipaksa terus lari,”ujar Andrianto. “Kami juga deg-degan karena harus mengejar dua gol,”imbuh Ricky, sang penjaga gawang.
Setelah berhasil selamat dari kekalahan, anak – anak Indonesia menghadapi Afrika Selatan. Mereka sempat kesulitan karena tim dari benua hitam itu memiliki pemain belakang yang tangguh dan punya postur tubuh tinggi.
Jacksen kemudian menginstruksikan agar anak-anak tersebut bermain dengan umpan-umpan pendek dan berani melakukan shooting dari jarak jauh. Hasilnya pun positif. Tendangan keras Akbar dari luar kotak penalti sukses merobek gawang Afsel.
Kemenangan atas Afrika Selatan membawa Indonesia melaju ke babak 16 besar. Di sana mereka bertemu Argentina.
Pada laga ini, Indonesia bermain penuh tekanan. Argentina menerapkan strategi pressing ketat sehingga Indonesia memilih tidak memainkan bola lebih lama. Setelah berhasil menahan cukup lama, gawang Ricky Eko akhirnya jebol dua menit jelang pertandingan berakhir.
“Rasanya sedih sekali karena kami kecolongan gol melawan Argentina. Teman saya juga ada yang menangis. Kami seharusnya bisa menang di pertan dingan itu dan melaju ke babak selanjutnya,”ujar Andrianto, putra pasangan Antony Stehen – Endang Wahyuningsih itu.
Gagal di babak 16 besar membuat Indonesia harus melakoni tiga laga perebutan peringkat. Saat menghadapi tuan rumah Prancis untuk memperebutkan posisi 15, Indonesia menang tipis 1-0. Tapi ketika menghadapi Meksiko, mereka dihajar lima gol tanpa balas.
Kekalahan itu membuat Mulkan Hanif Alfaris dkk tersentak. Pada pertandingan terakhir melawan Tunisia, semangat mereka kembali membuncah. Apalagi, laga pamungkasnya berlangsung di Stade de France, stadion yang digunakan sebagai venue partai final Euro 2016. Hasilnya, mereka menang 1-0 hingga mendapatkan peringkat 11 di ajang DNC tingkat dunia.
“Walau dapat urutan 11, saya dan teman-teman masih penasaran. Tapi ada banyak yang kami pelajari dari Danone Nations Cup. Kami belajar disiplin dalam latihan dan disiplin mengontrol makanan. Kami juga punya cita-cita untuk menjadi pemain yang lebih baik lagi,”pungkas Ano.
Ketua SSB Salfas Soccer Irwan Salam mengatakan seusai pelaksanaan DNC, para pemain U-12 akan disiapkan untuk menghadapi kompetisi selanjutnya. Sebanyak tujuh orang akan diikutsertakan di Liga U-13 Topskor.
Dia menambahkan keberhasilan mewakili Indonesia ke Prancis membuat Salfas Soccer kini dilirik banyak orang. Atensi masyarakat untuk mendaftarkan anaknya belajar sepakbola di SSB Salfas Soccer meningkat tajam. Mereka ingin anaknya dapat masuk ke tim U-12 sehingga bisa bertanding di DNC tahun depan. Namun demikian, Irwan masih menerapkan standar yang ketat. Dia mengaku mengutamakan kejujuran dalam mendidik atlet.(gatot/satelitnews)