Enam Anak Panti Asuhan Cerita Diperlakukan Kasar
JAKARTA,SNOL Selama enam jam, enam anak yang diduga menjadi korban panti asuhan, Yayasan Kasih Sayang Bunda menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polda Metro Jaya, Senin (24/2).
Keenam anak itu berinisial, J (12), Y (13), YE (14), LA (17), JJ (9), YA (13). “Mereka lancar-lancar saja memberikan keterangan apa yang dialaminya,” kata pengacara LBH Mawar Saron, Jhon Situmeang di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (24/2).
Jhon, adalah perwakilan LBH Mawar Saron yang mengadvokasi para anak korban kekerasan itu. Menurut dia, selain keenam orang anak itu, penyidik juga melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak lain.
“Masih ada lagi namun di tempat yang kami rahasiakan,” lanjut dia.
Dia menambahkan, keenam anak itu menjelaskan kepada penyidik soal apa yang mereka alami. Salah satunya, mengenai peristiwa pemukulan yang diketahui menggunakan sapu, gesper, selang, sandal. Mereka juga menjelaskan bahwa mereka hanya mendapatkan makanan berupa indomie.
“Mereka mendapat perlakuan tidak wajar,” demikian Jhon.
Seperti ramai diberitakan, Serpong digegerkan adanya panti asuhan yang diduga melakukan penyiksaan terhadap anak-anak panti. Lokasi panti asuhan berada di kawasan elite Summarecon Gading Serpong, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Pengelola Panti Asuhan ‘Samuel’ yang juga pemuka agama setempat terseret dalam dugaan penyiksaan ini.
Kasus dugaan penyiksaan ini diungkapkan Kepala Divisi Non Litigasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Saron, Jecky Tengens. LBH Mawar Saron mengaku mendapat laporan dugaan penyiksaan dari anak yang berhasil melarikan diri berinisial H, yang sudah berusia 20 tahun.
Menurut Jecky, H menceritakan pengalamannya itu kepada pihak donatur yang kerap menyumbangkan uang dan materi kepada panti asuhan. Dari pengakuannya, kata Jecky, H mengaku dirinya dan puluhan anak-anak asuh lain sering disiksa pemilik panti.(wid/rmol)