Pendapatan Over Terget, Silpa Bengkak
TIGARAKSA,SNOL Bupati Tangerang menilai Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) Kabupaten Tangerang Rp680 miliar adalah wajar. Dia mengklaim pemasukan Silpa sebagian besar berasal dari sektor penerimaan pajak yang melebihi target. Sisanya merupakan dari sejumlah proyek yang dihentikan atau cut off, karena tidak tuntas hingga batas waktu pengerjaan.
“Silpa dengan asumsi Rp680 miliar itu masih wajar dan tidak perlu menjadi masalah yang dibesar-besarkan,” kata Zaki.
Silpa tersebut berasal dari banyak sumber, salahsatunya sektor pendapatan pajak yang melebihi target. Hal itu merupakan sebuah prestasi yang patut diberi apresiasi. Kemudian ada juga program pemerintah yang tidak terealisasi yakni PNPM Replikasi sebesar Rp18 miliar.
Sumber lainnya adalah dari sejumlah proyek yang tidak selesai tepat waktu, sehingga pemerintah terpaksa menghentikannya atau cut off. Kegiatan tersebut diantaranya proyek pembangunan di Dinas Cipta Karya atau di Dinas Binamarga. “Ini sebagai langkah kami menyelamatkan uang Negara. Daripada dipaksakan nantinya malah jadi masalah. Kemudian anggarannya juga kan bisa digulirkan lagi di tahun ini untuk pembangunan,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembendaharaan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Tangerang, Alwani mengatakan, Kabupaten Tangerang dianggaran ta hun 2013 lalu menyisakan Silpa sekitar Rp680 miliar. Jumlah itu berasal dari total pendapatan yang mencapai Rp3 triliun lebih. ”Silpa-nya sebesar Rp680.542.634.705. Tidak terlalu banyak,” ungkap Alwani.
Silpa tersebut terjadi karena dua kategori. Pertama, karena efisiensi dan kedua memang adanya pagu anggaran yang tidak terserap dan karena adanya surplus pendapatan yang mencapai Rp61 miliar.
Di tahun 2013, Pemkab Tangerang berhasil surlpus pendapatan. Targetan awal pendapatan sebesar Rp3.007.561.759.056, namun diakhir tahun pendapatan melebihi target menjadi Rp3.068.601.337.633. Ada surplus pendapatan sebesar Rp61 miliar.
Realisasi belanja daerah tahun 2013 sebesar Rp2.871.650.730.700. Terdiri dari biaya langsung Rp1.696.766.872.785, sedangkan biaya tidak langsung Rp1.174.883.857. 915. ”Sepertinya tidak banyak pagu yang tidak terserap,” pungkasnya. (aditya/jarkasih)