1,67 M untuk Gaji Pegawai PDAM
TANGERANG,SNOL Jajaran direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng mengaku harus mengambil sikap tegas dengan menyeleksi pegawainya. Sebab, pengeluaran untuk membayar gaji pegawai tetap maupun calon pegawai (capeg) yang jumlah mencapai 464 orang sebelum proses seleksi ulang mencapai Rp 1,67 miliar.
Sedangkan dalam dua tahun berturut-turut BUMD tersebut mengalami penurunan omzet. Pada tahun 2011 PDAM masih meraup keuntungan sebesar Rp 4 miliar, tapi pada tahun 2012 perusahaan yang mengelola air bersih mengalami penurunan laba, yakni hanya sebesar Rp 700 jutaan dan dinyatakan discalimer oleh BPK.
Plt Direktur Utama PDAM Tirta Benteng Tony Wismantoro mengatakan, sebenarnya jika saja pada awal 2013 lalu direksi langsung melakukan evaluasi terhadap kinerja pegawai, maka hal itu bisa mengurangi pengeluaran. Dengan begitu akan meningkatkan laba perusahaan. “Untuk membayar calon pegawai yang jumlah 244 orang ini, manajemen harus mengeluarkan anggaran untuk membayar gaji sebesar Rp 670 juta, belum termasuk pembayaran lain-lainnya. Jelas untuk bayar gaji pegawai saja, PDAM sudah besar,” ujar Tony Wismantoro, Senin (3/2).
Dijelaskan Tony, jika kelebihan pegawai ini terus dibiarkan akan membebani perusahaan karena bertambah tahun gaji mereka akan terus mengalami kenaikan, sedangkan jumlah pelanggan masih stagnan di angka 27 ribu. “Mungkin direksi yang lama melakukan perekrutan calon pegawai karena melihat kerjasama dengan PT Moya, dengan estimasi 140 ribu pelanggan. Kerjasama ini kan baru berjalan, kenapa perekrutan sudah dilakukan, belum lagi tidak jelasnya aturan dalam penerimaan pegawai,” kata Tony.
Terkait tambahan penyertaan modal dari Pemkot Tangerang pada tahun 2010 sebesar Rp 21 miliar lanjut Tony, penyertaan modal tersebut merupakan dana investasi untuk pengembangan jaringan pipa kepada pelanggan, pembuatan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Kecamatan Benda dan Perumahan Banjar Wijaya. “Jadi tambahan penyertaan modal tersebut bukan untuk bayar pegawai atau operasional perusahaan lainnya, tapi untuk investasi pengembangan jaringan pelanggan yang dikhususkan zona 1 yakni Cipondoh, Betuceper, Neglasari dan Kecamatan Benda,” imbuhnya.
Setelah adanya dua IPA dan penambahan jaringan pipa kepada pelanggan ini sambung Tony, pelanggan dengan sendirinya mengalami kenaikan dari 10 ribu sambungan menjadi 27 ribu pelanggan. “Untuk kerjasama dengan PT MoU yang nilai mencapai Rp 1,06 triliun dengan estimasi pengolahan air mencapai 1.500 liter per detik atau setara dengan 40 ribu pelanggan, mungkin baru mulai efektif pada dua, tiga tahun yang akan datang,” pungkasnya.
Sementara Ketua Dewan Pengawas PDAM Tirta Banteng Ivan Judianto mengaku perampingan yang dilakukan jajaran direksi merupakan kewenangan mereka dalam menyelesaikan keterpurukan yang menimpa PDAM TB. Dan kedepan sesuai dengan program pemerintah pusat yakni Millenium Development Goals (MDGs), bisa terwujud pada tahun 2015.
“Kami berharap PDAM TB ini bisa melakukan pembenahan sehingga keadaan perusahaan bisa kembali sehat. Dan kami berharap pada tahun 2015 mendatang, PDAM bisa melayani 80 persen masyarakat Kota Tangerang dalam mendapatkan air bersih. Kalau saat inikan baru 30 persen yang bisa menikmati pelayanan air PDAM,” harap pria yang juga Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) ini. (jojo/made)